TEMPO.CO, Dalian - Bisnis properti di Cina yang semakin lesu terkena dampak perlambatan ekonomi membuat Dalian Wanda Grup melakukan diversifikasi bisnis perfilman. Perusahaan properti milik salah seorang terkaya di Cina, Wang Jianlin, itu mulai menerjuni bisnis bioskop karena pasarnya yang diperkirakan makin prospektif.
Industri perbioskopan di Cina diprediksi akan semakin melambung. Cina diperkirakan akan melampuai negara-negara di Amerika Utara dalam industri perbioskopan global. Pada triwulan pertama 2015, industri layar lebar di Cina bertumbuh sekitar 40 persen, sementara pasar Amerika Utara stabil.
Baca Juga:
Wanda Group tak hanya sekadar ingin menangkap peluang booming industri perbioskopan di Cina yang semakin bersinar. Perusahaan ini berobsesi menjadi pemain utama di industri layar lebar global.
Untuk mewujudkan obsesinya itu, melalui anak usaha Wanda Cinema Line, pada Juni lalu mengumumkan akan membeli perusahaan operator layar lebar terbesar di Australia, Hoyst Group. Nilai akuisisi ini diperkirakan mencapai 2,24 miliar yuan atau US$ 362 juta (Rp 4,8 triliun). Hoyst memiliki lebih dari 400 jaringan bioskop di Australia dan Selandia Baru dengan jumlah penonton sebanyak dua juta orang setiap tahun.
Akuisisi Hoysts diharapkan bisa mendongkrak kinerja Wanda Group di pasar luar negeri. Bagi Wang Jianlin, ini bisa menjadi pembuka jalan untuk menjadi distributor perfilman global seperti Paramount Pictures.
NIKKEI ASIAN REVIEW | SETIAWAN ADIWIJAYA