TEMPO.CO, Jakarta - Krisis ekonomi Yunani dinilai tidak berdampak besar terhadap perdagangan Indonesia. Meski begitu, Indonesia diminta tetap waspada.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan krisis ekonomi tidak terlalu mempengaruhi investasi Indonesia. “Tapi memang ada persepsi tentang stabilitas ekonomi makro,” kata Agus di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 6 Juli 2015. “Itu yang akan terkena.”
Akhir pekan lalu, 61 persen rakyat Yunani menolak tuntutan penghematan yang diusulkan kreditor Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam referendum bailout. Padahal, Negeri Dewa-Dewi itu memiliki utang sebesar 1,5 miliar Euro kepada IMF.
Menurut Agus, krisis ekonomi Yunani justru akan memperkuat perekonomian Amerika Serikat dan Jepang. Sementara perekonomian Cina, ujar Agus, terus menurun. “Negara-negara berkembang perlu waspada dan Indonesia juga,” kata mantan Menteri Keuangan itu.
Agus mengatakan Bank Indonesia akan mewaspadai dampak krisis ekonomi Yunani terhadap pasar uang dan modal. Bank Indonesia, ujar Agus, sebenarnya sudah mengantisipasi krisis tersebut dalam tiga bulan terakkhir, termasuk rencana perubahan suku bunga Amerika Serikat.
Karena antisipasi tersebut, Agus optimistis Indonesia mampu melalui dampak dari krisis ekonomi Yunani. Terpenting, menurut dia, Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi makro. “Tidak perlu khawatir berlebihan. Kita akan bisa melewati ini dengan baik,” ujar Agus.
SINGGIH SOARES