TEMPO.CO, Jakarta - Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi makin tersendat di kuartal II/2015 setelah membukukan indeks manufaktur terburuk sejak 2011.
Nikkei Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Rabu (1 Juli 2015) menyatakan PMI Indonesia pada Juni ada di posisi 47,1.
Angka 46,7 menandakan kinerja industri manufaktur Indonesia masih berkontraksi pada Juni.
Rata-rata indeks manufaktur kuartal II/2015 sebesar 47,2, terendah sejak pertama kali survei dilakukan di Tanah Air.
Data PMI juga menunjukkan tekanan inflasi yang sangat tinggi di Indonesia. Harga bahan baku dan hasil produksi naik semakin tajam sepanjang bulan lalu.
Pabrik-pabrik terus menurunkan produksi tertekan oleh permintaan yang lesu dari dalam negeri dan pasar ekspor
Pollyanna de Lima, ekonom dari Markit, mengatakan kinerja manufaktur sepanjang kuartal II/2015 menjadi indikasi ekonomi Indonesia tumbuh semakin rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan PDB semakin melambat dibandingkan kuartal I/2015, ketika PDB Indonesia tumbuh paling lambat sejak 2009,” katanya.
Dia mengatakan satu hal yang positif dari hasil survei Juni adalah penyerapan tenaga kerja yang mulai stabil setelah sebelumnya terus merosot.
Namun, de Lima kinerja manufaktur Indonesia baru bisa dipastikan membaik setelah melihat hasil survei beberapa bulan ke depan.
Nikkei Indonesia Manufacturing PMI
Bulan | Indeks PMI |
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Juni | 47,8 |
Mei | 47,1 |
April | 46,7 |
Maret | 46,4 |
Februari | 47,5 |
Sumber: Markit Economics