TEMPO.CO, Jakarta - S. Kidman and Co, perusahaan peternakan sapi terbesar di Australia, berencana menjual salah satu asetnya berupa tanah peternakan seluas 11 juta hektare, atau setara dengan 75 persen wilayah negara Inggris.
Tanah senilai US$ 325 juta, atau sekitar Rp 433 triliun, itu saat ini tengah ditawarkan dan telah menarik minat 30 orang dari berbagai negara, bahkan salah satu penawar dikabarkan berasal dari Indonesia. Bagaimana sampai perusahaan tersebut bisa memiliki tanah seluas itu?
Dikutip dari Dailymail, perusahaan S. Kidman and Co didirikan Sir Sidney Kidman yang lahir pada 1857 di Adelaide, Australia. Pada usia 13, Sidney kabur dari rumah hanya bermodalkan uang lima shilling atau sama dengan US$ 0,05 pada saat ini. Dikisahkan, dengan uang itu, Sidney membeli seekor kuda bermata satu.
Kemudian, dia bekerja sebagai kuli di sebuah sumur minyak di Australia Barat. Pendapatannya dari pekerjaan itu dia kumpulkan sampai akhirnya dia mampu membeli peternakan kecil di pedalaman Australia. Sidney lalu mendirikan S. Kidman and Co sebagai perusahaan miliknya pada 1899.
Dalam waktu 33 tahun sejak kabur dari rumah pada 1870, tepatnya pada tahun 1903, Sidney telah memiliki aset berupa tanah seluas 98 ribu kilometer persegi, yang membentang dari Australia Barat, Australia Selatan, hingga Queensland. Atas kesuksesannya itu, pada tahun 1921, dia mendapat gelar kehormatan “Sir” dari Raja George V.
Perusahaan ini kemudian menjadi peternakan sapi terbesar di Australia. Peternakan yang mereka kelola dikenal sebagai peternakan yang mengembangbiakkan sapi jenis Sant Gertrudis.
Di tangan generasi kelima keluarga Sidney, peternakan tersebut menyumbang 1,3 persen ekspor sapi potong Australia ke berbagai negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Asia Tenggara. Keluarga ini masuk daftar keluarga terkaya nomor 37 versi Business Review Weekly dengan total aset senilai US$ 364 juta.
DAILYMAIL | PRAGA UTAMA