TEMPO.CO, Jakarta - Badan Usaha Logistik (Bulog) menggelontorkan 200 ton daging sapi untuk operasi pasar guna menekan harga menjelang hari raya Lebaran. Kepala Bulog Djarot Kusumayakti menyiapkan tambahan 300 ton daging lagi jika jumlah sebelumnya belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Jadi total 500 ton. Itu pun, kalau belum cukup, saya akan menggunakan fasilitas impor sebanyak 1.000 ton," kata Djarot saat ditemui di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu, 27 Juni 2015. Dia menuturkan 500 ton daging ini dibeli dari pedagang lokal.
Dari fasilitas impor 1.000 ton yang dimiliki Bulog, Djarot mengaku telah menggunakan hak impor 75 ton. Impor, ucap Djarot, dilakukan jika pasokan daging lokal tidak mampu menstabilkan harga di pasar. Djarot tidak memasang target kebutuhan impor yang akan dilakukan. "Saya tidak membuat ukuran waktu, tapi ukuran kebutuhan," ujar Djarot.
Kepala Bulog Divisi Regional Jakarta dan Banten Awaludin Iqbal ingin menurunkan harga daging sapi meski saat ini sudah mencapai Rp 95 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 100 ribu per kilogram. "Kita jual Rp 88 ribu untuk mengimbangi (harga pasar lagi)," katanya.
Badan Usaha Logistik (Bulog) menggelar operasi pasar dengan mengirim 7 truk pada Sabtu, 27 Juni 2015. Setiap truk membawa 1 ton daging sapi. Daging sapi segar ini dibanderol Rp 88 ribu per kilogram.
Sebanyak lima dari tujuh truk ini akan disalurkan ke Kelurahan Sukapura, Kramat Jati, Anyer Bahari, Ciracas, dan Sindang. Dua mobil lain disiapkan untuk berkeliling di kelurahan-kelurahan berdasarkan permintaan masyarakat.
Selain itu, Bulog mengirimkan 21 truk berisi bahan pokok yang tersebar di Jakarta dan Tangerang. Setiap truk terdiri atas 1 ton beras, 1 ton gula, 100 kilogram bawang merah, 60 kilogram cabai, dan 240 liter minyak goreng.
ALI HIDAYAT