Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelaku Usaha Kecil Kunci Pertumbuhan Keuangan Inklusif

image-gnews
TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Didin S Damanhuri mengatakan perbankan harus dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong keuangan inklusif dan pertumbuhan ekonomi.

"Yang menggenjot pertumbuhan ekonomi itu para pelaku usaha salah satunya disamping pemerintah dan konsumsi masyarakat," katanya dalam Kajian Tengah Tahun Indef atau Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan yang bertemakan "Kredibilitas Kebijakan di Persimpangan," Gedung IPMI International Business School, Jakarta, Rabu 10 Juni 2015).

Ia mengatakan selama ini perbankan belum mengoptimalkan penyaluran kredit pada pelaku UMKM dan hanya cenderung mengakomodasi kebutuhan pembiayaan pengusaha skala besar.

Padahal, menurutnya, pelaku UMKM merupakan investor terbesar di dalam struktur ekonomi sehingga jika tidak ada dukungan pada pelaku UMKM maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

"99,98 persen struktur dunia usaha itu UMKM, jadi hanya 0,02 persen yang pengusaha besar, tapi kredit perbankan 90 persen jatuh pada yang pengusaha besar kan, ini tidak sehat," ujarnya.

Selama ini, lanjutnya, perbankan hanya menyasar pelaku bisnis berskala besar dan kurang melirik pelaku UMKM sehingga mereka masih sulit mengakses pembiayaan kredit. "Perbankan kita itu maunya yang agunan jelas, korporasi besar, perbankan tidak high risk, perbankan kita tidak kreatif untuk menyalurkan dana pihak ketiga seperti kredit motor," ujarnya.

Menurutnya, perbankan harus lebih kreatif dalam menyalurkan dana pihak ketiga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor UMKM. "Padahal potensi untuk pariwisata, untuk pertanian dan lainnya yang multiplier effectnya itu sangat besar justru tidak dialokasikan ke riil karena mereka (perbankan) tidak kreatif, perbankannya sendiri tidak berani menanggung risiko tidak enterpreneurial," tuturnya.

Ia mengatakan pelaku UMKM juga dilihat sebagai investor yang mempunyai porsi dominan dalam struktur dunia usaha. "UMKM itu investor. Sering kali kita tidak mengganggap, sering kali investor yang kita anggap itu asing dan besar padahal 99,98 persen pengusaha kita terdiri dari UMKM," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika pembiayaan telah menjangkau seluruh pelaku UMKM itu maka pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7-8 persen. "Sekarang ini mengapa sulit sekali karena sedikit pelakunya dan impact (dampak) pada kesempatan kerja sangat kecil, karena lebih perbankan cenderung ke korporasi besar," katanya.

Ia mengatakan jika perbankan memfasilitasi pembiayaan pada sektor UMKM maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih adil, merata, berkelanjutan dan berkualitas.

Ia mencontohkan negara yang memiliki perekonomian berkelanjutan dengan mendorong pertumbuhan UMKM seperti Taiwan yang secara menyeluruh didukung UMKM.

Kemudian, Thailand yang bertahan di tengah perlambatan ekonomi global dengan sektor pertanian yang kuat dan Malaysia yang menggerakkan sektor UMKM dan pertanian bertumbuh.

Ia mengatakan suku bunga dari pinjaman yang diberikan negara Taiwan dan Malaysia dapat berada di bawah lima persen di mana Indonesia saat ini memiliki suku bunga acuan yang lebih tinggi yakni 7,5 persen.

Ia mengatakan perbankan dalam mewujudkan keuangan inklusif tercermin dari pembiayaan pada sektor UMKM agar keuangan inklusif tidak sekadar menjadi wacana. "Jadi kita harus friendly (ramah) pada mereka (pelaku UMKM)," katanya.

ANTARA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

Konflik Iran dengan Israel berisiko mengancam ketahanan energi Tanah Air.
Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.


Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

2 hari lalu

Konflik Iran dengan Israel berisiko mengancam ketahanan energi Tanah Air.
Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.


Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

33 hari lalu

Didin S Damanhuri. dok.IPB
Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi


Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

33 hari lalu

Pembeli tengah memilih pakaian di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 7//2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).  TEMPO/Tony Hartawan
Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).


Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

34 hari lalu

Pembeli tengah memilih pakaian di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Kenaikan PPN di awal 2025 dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarakat. TEMPO/Tony Hartawan
Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.


Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

34 hari lalu

Pembeli tengah memilih pakaian di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Pemerintah akan kembali menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1 persen menjadi 12%, yang mulai berlaku pada tahun depan atau per 1 Januari 2025.  TEMPO/Tony Hartawan
Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.


PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

34 hari lalu

Porter mengangkut sekarung pakaian di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024.  Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 7//2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).  TEMPO/Tony Hartawan
PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.


Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

47 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.


Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

47 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat menghadiri pembukaan Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Dinning Hall Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, 1 Maret 2024. Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang berlangsung dari 1-3 Maret 2024 tersebut mengangkat tema Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.


Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

48 hari lalu

Dua siswa membawa tempat berisi makan saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.