TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah akan menerjunkan mahasiswa pertanian untuk menjadi penyuluh pertanian di seluruh Indonesia. Sekitar 8.700 orang dilibatkan dalam program ini.
"Jadi tugasnya mendampingi dan mengedukasi petani kita. Mereka kan (mahasiswa) pertanian, masa pertanian ke bank semua. Tapi sekarang tidak kan, menterinya dari pertanian juga," kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 8 Juni 2015.
Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPPI), Wan Abas Zakaria, mengatakan Presiden Joko Widodo akan menganggarkan dana untuk peningkatan kapasitas sumber daya pertanian. Anggaran digunakan untuk pembangunan laboratorium di fakultas pertanian, teaching farm dan sebagai inkubator bisnis argo teknopreneurship.
"Setiap universitas wajib punya sehingga nanti lulusannya punya skill dan kompetensi yang kuat dan siap bersaing," katanya.
Wan Abas menambahkan, ada tiga persoalan utama pertanian di Indonesia. Pertama, masalah teknologi dan sumber daya manusia. Kedua, penguatan kelembagaan petani. Ketiga akses ke pasar seperti informasi teknologi dan infrastruktur. "Masing-masing harus dikoordinir. Itu yang akan kita capai dalam program pendampingan ini," ujarnya.
Menurut dia, hingga kini, program penyuluhan sudah dilakukan pada 19 provinsi, tersebar dari Sumatera hingga Papua. Apabila program ini berhasil, diharapkan harga komoditas pertanian turun karena hasil panen yang melimpah. "Dengan demikian kami harapkan kesejahteraaan petani juga meningkat," katanya.
TIKA PRIMANDARI