TEMPO.CO, Jakarta - Metro dan Bandar Lampung dipetakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai kawasan yang berpotensi menjadi kota metropolitan dalam cetak biru Wilayah Pengembangan Strategis Merak, Bakauheni, Bandar Lampung, Palembang, Tanjung Api-Api (WPS MBBPT).
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum Achmad Dardak mengemukakan hal itu dalam Sarasehan Nasional Pembangunan Jalan Tol dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Lampung di gedung Wanita, Kota Metro, Lampung, Minggu, 7 Juni 2015.
Sarasehan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun Kota Metro dan diselenggarakan atas kerja sama anggota Komisi V DPR, Abdul Hakim, dengan Rumah Kreatif Indonesia Hebat Nasional dan Pemerintah Kota Metro.
"Dalam WPS MBBPT itu, Kota Metro memang tidak langsung dilalui jalan tol, tapi terletak pada koridor dan potensial sebagai lokasi rest area. Jadi dampak ekonomis dan strategisnya kita harapkan juga signifikan bagi Kota Metro," kata mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum ini.
Menurut Achmad Dardak, pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut akan berdampak antara lain terhadap tingkat aksesibilitas Kota Metro ditinjau dari lajur koneksi Pulau Jawa, Bandar Lampung, dan Palembang.
"Jadi, dampak lainnya yaitu meningkatnya distribusi barang dan jasa serta mobilitas penduduk maupun tenaga kerja di Kota Metro," ujarnya. Achmad juga menilai Metro telah memiliki potensi-potensi yang dapat lebih dimaksimalkan.
Anggota Komisi V DPR, Abdul Hakim, sebagai penyelenggara sarasehan berharap kehadiran Kementerian Pekerjaan Umum di Kota Metro dapat membuka peluang pembangunan.
Saat ini pemerintah pusat sedang menyiapkan pembangunan ruas jalan tol trans-Sumatera dari Provinsi Lampung hingga Aceh. Rencana pembangunan jalan tol trans-Sumatera di Lampung dicanangkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, dan kini dalam proses mengurus pembebasan lahan pada area yang akan dilalui di sejumlah wilayah di Lampung.
ANTARA
