TEMPO.CO, Surabaya – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan menteri yang berlatar belakang akuntan memiliki kelebihan dibanding menteri lain. Menurut dia, seseorang yang berprofesi sebagai akuntan dapat membantu Indonesia menuju good governance.
“Pemerintah percaya profesi akuntan bisa menciptakan corporate governance yang baik,” kata Jonan saat menjadi pembicara dalam Konferensi Akuntansi Internasional Airlangga di Hotel Bumi, Surabaya, Rabu, 3 Juni 2015.
Dalam sejarah Indonesia, ujar dia, Kabinet Kerja pemerintah Joko Widodo memiliki menteri berlatar akuntan terbanyak. “Ada tiga orang. Saya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said, serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir,” ucapnya.
Jonan, yang merupakan lulusan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga pada 1986, menuturkan ilmu akuntansi mengajarkan logika berpikir yang bermanfaat bagi tata kelola pemerintahan dan masyarakat. Akuntansi, kata dia, membantu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih. "Ini penting, karena korupsi sangat merusak ekonomi bangsa," ucapnya.
Dia lalu menceritakan kemampuannya yang sempat diragukan saat pertama kali menjabat Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI). “Semua stakeholder ragu karena latar belakang saya akuntansi dan seorang bankir. Apa bisa bankir mimpin KAI? Apa ngerti bidang teknik?” ujar Jonan.
Atas suara-suara yang meragukan itu, Jonan berusaha membuktikan diri. Akhirnya, dia mampu menjadi pemimpin PT KAI terlama sepanjang sejarah, yaitu enam tahun. “Anda lihat sekarang, PT KAI menjadi lebih baik, kan,” tuturnya.
Dalam konferensi yang diselenggarakan Universitas Airlangga itu, dia mendorong alumnus Jurusan Akuntansi dan siapa pun yang berprofesi sebagai akuntan agar memperluas wawasannya. Sebab, bidang pekerjaan akuntan kini memiliki spektrum yang meluas. "Sudah saatnya Anda membuka cakrawala di dalam pekerjaan Anda," ujar pria kelahiran Singapura itu.
ARTIKA RACHMI FARMITA