TEMPO.CO, Jakarta - Para petani di Kecamatan Muara Kemumu, Kabupaten Kepahiang, menjual biji kopi seharga Rp 21 ribu per kilogram kepada pengumpul atau naik sebesar Rp 1.000 per kilogram.
"Untuk biji kopi yang paling bagus kualitasnya, harga tertinggi Rp 21 ribu per kilogram," kata Remli, seorang petani kopi di Desa Batu Bandung, Kabupaten Kepahiang, Sabtu.
Ia mengatakan harga kopi yang membaik membuat petani di wilayah itu bersemangat memanen kopi mereka.
Apalagi, sejak April 2015, petani kopi di wilayah itu memasuki musim panen dan puncaknya terjadi pada Mei dan Juni 2015.
Kopi yang dihasilkan petani mandiri mencapai 4 ton per hektare yang jarang diberi pemupukan.
"Karena tanah di wilayah ini sudah sangat subur, jadi kopi jarang diberi pupuk," kata dia.
Biasanya, kata Remli, kopi yang dihasilkan petani setempat dipasarkan ke provinsi tetangga, yakni Palembang, Sumatera Selatan, dan Provinsi Lampung.
Kopi yang ditanam petani di wilayah kecamatan itu sebagian besar jenis kopi robusta dengan luas mencapai 10 ribu hektare milik 4.000 keluarga petani mandiri.
Petani kopi lainnya, Azhar, mengatakan harga kopi tersebut sedikit mengobati kekecewaan petani karena kondisi jalan ke sentra kebun kopi petani di daerah itu rusak parah.
"Bahkan masih ada yang menggunakan jalan tikus. Jadi ongkos angkut kopi cukup tinggi," katanya.
ANTARA