TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk meminta Dewan Perwakilan Rakyat ikut ambil bagian dalam mengembangkan sistem jaringan jalan tol di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pasalnya, menurut Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman, jaringan jalan tol sudah terlalu padat dengan volume kendaraan.
Menurut Adityawarman, peran jalan tol di Jabotabek sebagai jalan bebas hambatan sudah tidak ideal lagi dengan makin meningkatnya kepadatan kendaraan. "Sekarang jalan tol sudah jadi tempat parkir terpanjang," katanya dalam rapat dengar pendapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Mei 2015.
Jalan Tol T.B. Simatupang, Jakarta Selatan, misalnya, dinilai Adityawarman sudah terlalu padat. Karena itu, Jabotabek membutuhkan sistem jaringan jalan tol untuk mengembalikan fungsi jalan tol sebagai jalan bebas hambatan. "Saat ini visi rasio jalan tol di Jabotabek sebesar 0,8 persen," ucapnya.
Menjawab pertanyaan parlemen ihwal penyebab macetnya ruas jalan tol, Jasa Marga, dalam penjelasan tertulis kepada Komisi Perhubungan DPR, menyatakan pertambahan jumlah kendaraan sekitar 5 persen tiap tahun tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas jalan tol. Keterbatasan lahan menjadi kendala utamanya. Saat ini jalan tol masih jadi pilihan utama di tengah kondisi transportasi massal yang belum memadai.
Salah satu solusi untuk mengatasinya ialah membangun jaringan jalan tol lingkar. Saat ini dia berharap pembangunan jaringan jalan tol lingkar luar kedua dan Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 bisa mengurangi kepadatan volume kendaraan di Jabotabek.
Upaya Jasa Marga lain adalah menambah lajur dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan menambah jumlah gardu transaksi. Lalu memperbarui transaksi pembayaran dan menambah gardu jalan tol otomatis untuk transaksi nontunai.
ADITYA BUDIMAN