TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan memastikan tak ada beras diduga palsu yang beredar di pasar. Meski begitu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tak mengurungkan niatnya menata ulang peredaran beras di tingkat masyarakat. "Sudah terbukti tak ada beras plastik, tapi kami tetap mengatur tata niaga pasar," katanya setelah berkunjung ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu, 27 Mei 2015.
Pengaturan tata niaga beras tersebut, kata Rachmat, akan dimulai dari mewajibkan pendaftaran semua merek beras di Kementerian Perdagangan. Cara ini, menurut Rachmat, membuat pengelola pasar maupun pedagang bisa mengetahui asal barang. Selain itu, beras yang didistribusikan wajib mencantumkan merek dan jenisnya pada kantong beras.
Rachmat menginstruksikan kewajiban ini kepada semua pengelola pasar di seluruh Indonesia. Kewajiban lainnya adalah pedagang harus menggelar pencatatan administrasi gudang yang menyimpan produk pangan dan barang penting untuk kemudian dilaporkan kepada Kementerian Perdagangan. "Saya meminta semua pengelola memantau," ujar Menteri Rachmat.
Instruksi perbaikan tata niaga pada tingkat pasar ini tak hanya untuk komoditas beras. Rachmat juga mengimbau instansi terkait dan pemerintah daerah mengawasi peredaran bahan makanan lainnya, menyusul datangnya masa puasa dan Lebaran. Jenis makanan tersebut adalah olahan maupun non-olahan, pangan segar, juga non-pangan.
Ditemui di Istana Kepresidenan tadi malam, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Alexander Sparringa memastikan bahwa hasil uji laboratorium terhadap sampel beras yang diduga mengandung plastik negatif. Menurut dia, sampel beras yang pernah diuji di laboratorium Sucofindo tidak mengandung unsur plastik. "Bahwa hasil beras kami negatif, dan kedua hasil sampel dari Sucofindo juga negatif," Roy menjelaskan. "Seluruh hasilnya negatif."
Roy berujar, pada 21 Mei 2015, lembaganya langsung mengontak International Network of Food Safety Authorities Network (INFOSAN), atau lembaga otoritas pangan di bawah World Health Organization (WHO), untuk menanyakan adanya kasus beras plastik yang beredar di negara lain. INFOSAN, ucap Roy, menyatakan sebelumnya kasus beras berbahan plastik tidak pernah ada.
URSULA FLORENE SONIA