TEMPO.CO, Ambon - Wakil Gubernur Maluku Utara Muhammad Nasir berharap ada investor yang tertarik mengelola sektor perikanan laut di wilayahnya. Maluku Utara, kata dia, mempunyai potensi perikanan yang sangat menjanjikan. “Setiap tahun, nelayan kami bisa menghasilkan ikan 1 juta ton. Itu baru dari ikan tangkapan saja,” kata dia di Ambon, Senin kemarin.
Selain memenuhi permintaan pasar dalam negeri, ikan tangkapan nelayan Maluku Utara juga sudah banyak diekspor ke negara tetangga. “Unggulan kami ada tiga, yakni ikan tuna, cakalang, dan tongkol,” tutur Nasir.
Hadirnya investor dengan modal segar ini dinanti pemerintah Maluku Utara yang ingin mulai mengembangkan budi daya ikan. Dengan budi daya, Nasir optimistis produksi ikan bakal melonjak berkali lipat dari saat ini. "Kami ingin menjadi lumbung ikan nasional tapi masih ada keterbatasan," ucapnya.
Selain infrastruktur dan kebutuhan energi listrik yang jadi kendala, nelayan juga memerlukan pembiayaan untuk meningkatkan kemampuan tangkapan ikan. Menurut Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku Utara Ismail, para nelayan tradisional masih memanfaatkan peralatan penunjang sederhana. Dengan peralatan yang sederhana itu, hanya 20 persen produksi tangkapan yang tergali. "Nelayan masih memanfaatkan peralatan penunjang dari kayu. Itu kurang bagus karena mesti menebang pohon," ucap Ismail.
Ismail menuturkan luas wilayah pesisir Maluku Utara yang sekitar seperdelapan dari luas wilayah pesisir Indonesia tidak seimbang dengan sumber daya nelayan sekarang. Oleh sebab itu, kehadiran investor amat dinanti untuk mengembangkan sektor maritim, khususnya budi daya ikan.
Untuk menunjang hasil tangkapan di 10 kabupaten dan kota di Maluku Utara, sudah ada 12 pelabuhan berdiri. Tiga pelabuhan utama adalah Pelabuhan Perikanan Halmahera Utara, Nusantara, dan Bacan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pemerintah perlu mengembangkan model pembiayaan untuk membantu nelayan. "Selain itu, harus ada pembinaan klaster usaha kecil menengah," kata Agus.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kemarin mengajukan anggaran Rp 30 triliun kepada Presiden Joko Widodo. Anggaran untuk tahun 2016 itu naik sekitar tiga kali lipat dibanding alokasi anggaran tahun ini, yakni Rp 10,5 triliun. “Anggaran ini untuk industri nelayan tangkap, revitalisasi nelayan tangkap, dan budi daya ikan,” kata Susi di Istana Kepresidenan.
Susi merencanakan tambahan dana ini akan difokuskan untuk anggaran alat tangkap, perahu nelayan, pembangunan perkampungan nelayan, dan pengadaan cold storage. "Paling besar untuk industri tangkap dan budi daya," katanya.
ADITYA BUDIMAN | ALI HIDAYAT