TEMPO.CO , Jakarta: Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo berharap tiga hari semua hasil uji laboratorium untuk membuktikan beras berbahan plastik selesai. "Saya mau cepat selesai, mudah-mudahan tiga hari selesai," kata dia di kantornya, Jumat 22 Mei 2015.
Widodo membenarkan saat ini empat insitusi melakukan uji laboratorium atas beras plastik yang ditemukan di daerah Bekasi. Keempatnya adalah Sucofindo, Badan Reserse Kriminal Kepolisian, Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Kementerian Perdagangan. Hasil uji laboratorium yang ditargetkan Sucofindo selesai hari ini diserahkan langsung ke Kepolisian.
Baca Juga:
Adapun Menteri Perdagangan Rachmat Gobel memerintahkan seluruh Kepala Dinas Perdagangan memeriksa kemungkinan adanya peredaran beras sintetis mengandung plastik. "Kejadian ini merupakan momentum untuk menata ulang perdagangan bahan pokok dan barang lainnya, termasuk melakukan pendaftaran peredaran setiap merek beras," kata Gobel pada hari yang sama.
Pakar kimia dari Universitas Indonesia, Asmuwahyu, mempertanyakan motif pembuat beras plastik, karena bahan baku dan ongkos produksinya lebih mahal. "Harga plastik olahan seperti itu paling murah Rp 12 ribu per kilogram, sedangkan beras harganya Rp 7.500," ujarnya.
Pengamat ekonomi pertanian, Bustanul Arifin, menduga pelaku adalah orang iseng. Ia ragu kasus tersebut merupakan “bioterorisme”. Sebab, kata dia, penyebaran dan korban beras plastik tersebut belum jelas. Namun fenomena ini mencoreng citra bangsa dalam kaitan isu keamanan pangan.
ALI NUR HIDAYAT | ADITYA BUDIMAN | ANDI RUSLI