TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia Nellys Soekidi meragukan kebenaran kabar yang menyebutkan ada peredaran beras plastik di Bekasi, Jawa Barat. "Masuknya dari mana? Kita kan sudah tak pernah impor beras dari Cina. Kita impor beras terakhir dari Cina pada 2012," katanya kepada Tempo, Rabu, 20 Mei 2015.
Sebelumnya beredar kabar bahwa seorang warga Bekasi sakit setelah mengkonsumsi bubur dan nasi dari beras yang dia beli pada Senin lalu. Beras itu dicurigai sebagai beras plastik asal Cina yang menghebohkan dunia maya akhir-akhir ini. Warga Bekasi itu curiga karena, selain sakit setelah memakan olahan beras tersebut, tekstur, rasa, dan bentuk beras itu pun tidak biasa.
Nellys mengatakan kejadian itu sebaiknya tidak dibesar-besarkan dulu. "Kan, baru satu laporan. Sebaiknya dibuktikan dulu di laboratorium," ujarnya. Sebab, kata dia, isu tersebut membuat konsumen dan pedagang resah. "Kasihan merek," katanya. Meski begitu, dia meminta pemerintah menindaklanjuti laporan itu dengan serius.
Menurut Nellys, sebetulnya gampang mengidentifikasi beras palsu. "Kan, beras ada karungnya. Dilihat saja mereknya dari mana," ucapnya. "Selama ini kita konsumsi beras lokal, atau dari Thailand, dan Vietnam." Jika ada merek beras yang aneh atau berasal dari Cina, temuan itu harus dilaporkan. "Harus dibuktikan dulu kebenarannya."
PRAGA UTAMA