TEMPO.CO, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat inflasi di daerah itu mencapai 0,39 persen pada April 2015. Angka itu melebihi rata-rata inflasi nasional yang hanya 0,36 persen.
Kepala BPS Jawa Timur M. Sairi Hasbullah mengatakan penyebabnya adalah kenaikan harga tiket kereta api yang mencapai 150 persen sejak awal April lalu. “Inflasi ini murni akibat kebijakan pemerintah pusat, bukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” ucap Sairi kepada wartawan, Senin, 4 Mei 2015.
Hampir semua kota/kabupaten indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur mengalami inflasi. Kota Malang menduduki inflasi tertinggi mencapai 0,49 persen, disusul Surabaya 0,41 persen, Madiun 0,39 persen, Banyuwangi, dan Probolinggo 0,36 persen, serta Kediri 0,31 persen.
Menurut Sairi, kenaikan tiket kereta api sangat berdampak pada mata rantai IHK di seluruh daerah di Jawa Timur, karena penyebaran jalur kereta api kawasan Indonesia timur berada di Surabaya. Ini yang membuat inflasi tidak terjadi di kawasan yang ada kereta apinya, seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. “Begitu juga di Jawa Timur, kota yang tidak mengalami inflasi adalah Sumenep, karena tidak ada jalur kereta api.”
Selain tiket kereta, kenaikan harga bensin juga menyumbang inflasi di Jawa Timur yang semakin tinggi dibanding bulan sebelumnya. Akibatnya, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 2,47 persen. Angkutan kota, bawang merah, tomat sayur, bawang putih, gula pasir, dan solar turut terkerek inflasi.
“Inflasi Jawa Timur sedikit tertolong dengan adanya deflasi dari barang kebutuhan pokok,” tuturnya, Bahan pokok itu di antaranya beras, karena sedang musim panen raya, cabai rawit, batu bata, tarif listrik, kentang, ponsel, minyak goreng, daging sapi, apel, dan udang basah.
Meski begitu, inflasi Jawa Timur bukan yang paling tinggi, karena inflasi tertinggi pada April terjadi di Kota Serang, Banten, yakni mencapai 0,94 persen. Baru kemudian diikuti Malang 0,49 persen, Bandung 0,43 persen, dan Surabaya 0,41 persen. Sairi telah memprediksikan hal ini sejak pemerintah menetapkan kenaikan BBM dan tiket kereta api yang hampir bersamaan.
Jika saja tidak tertolong deflasi bahan pokok makanan yang mencapai - 0,20 persen, dipastikan inflasi Jawa Timur akan tertinggi secara nasional. Saat ini Jawa Timur memang sedang memasuki masa panen padi yang membuat harga beras turun drastis. Bahkan, karena harga beras murah, daya beli petani semakin turun.
AVIT HIDAYAT