TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat dari Doha, Qatar, baru saja mendarat di landasan pacu Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Seorang pria langsung mengambil dua kopernya di conveyor belt dari bagasi pesawat.
Pria berkemeja cokelat muda itu kemudian berjalan ke bagian pemeriksaan Bea dan Cukai. Lalu memasukkan dua kopernya ke pemeriksaan sinar-X.
Dua petugas Bea dan Cukai yang memakai kaus abu-abu bertuliskan K9 mengambil dua koper miliki pria itu. "Saya periksa dulu, Pak," kata petugas tersebut yang dijawab dengan anggukan sang penumpang.
Koper pertama berisikan beberapa potong pakaian. Semua tampak normal sampai petugas menyobek dinding koper dan menemukan empat plastik besar berisikan benda seperti gula batu.
"Ini punya Bapak?" tanya petugas itu. Pria itu hanya mengangguk kemudian menggaruk kepalanya.
Koper kedua pun dibongkar. Tak ada yang aneh. Koper biru dongker tersebut berisi selembar keffiyeh, beberapa potong pakaian, dua sepatu wanita berwarna merah muda dan motif loreng, sebotol wine, serta satu bungkus snack rasa keju. Petugas kemudian menggiring penumpang dengan kacamata di kerah kemeja itu ke bagian keamanan.
Adegan tersebut adalah simulasi penangkapan seorang warga negara Kenya yang mencoba menyelundupkan 1,06 kilogram sabu-sabu sepekan lalu di lokasi yang sama. WNA itu menumpang Emirates Airways dengan nomor penerbangan EK-358.
Direktur Penindakan dan Penyidikan Bea dan Cukai Harry Mulia mengatakan perbedaan antara sabu-sabu dan detergen atau benda yang mirip adalah warna yang dihasilkan barang-barang itu saat melewati sinar-X.
"Sabu-sabu berwarna hijau, sedangkan serbuk lain seperti detergen warnanya merah," ucapnya saat media tour ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta di bagian pemeriksaan barang, Rabu, 15 April 2015.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea-Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta telah menggagalkan penyelundupan 15,8 kilogram sabu-sabu senilai Rp 31,6 miliar. "Tersangkanya dari berbagai negara, tapi mayoritas WNI," kata Bambang.
Modus operandinya pun beragam, ada yang memasukkannya ke dubur, menyembunyikannya di sampul buku anak-anak, atau memasukkannya ke dinding koper.
TRI ARTINING PUTRI