TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo merasa lega setelah akses menuju terminal kargo Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, yang sempat ditutup TNI Angkatan Laut dibuka kembali. "Sudah dibuka. Good…good…," katanya seusai salat Jumat, 10 April 2015.
Soekarwo menyambut positif persoalan internal yang telah diselesaikan dalam sistem koordinasi pemerintahan melalui proses musyawarah dan mufakat itu. Namun Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan tetap mengawasi pembukaan akses menuju terminal kargo di bandara tersebut agar tidak ditutup kembali. "Kami akan tetap mengawasinya," ujar Soekarwo.
Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) akhirnya membuka akses kargo antara Terminal 1 (T1) dan Terminal 2 (T2) Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis, 9 April 2015. Akses dibuka setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan instruksi yang disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi.
"Atas arahan dari Presiden, saya minta dengan hormat kepada Puspenerbal akses kargo yang ditutup (agar) dibuka kembali," kata Yuddy dalam rapat koordinasi terbuka bersama Angkasa Pura, Puspenerbal, Gubernur Jawa Timur, serta Wakil Bupati Sidoarjo di Gedung VIP Bandara Juanda, kemarin. Perintah membuka kargo itu bukan hasil diskusi, tapi perintah dari pemerintah pusat untuk segera dilaksanakan.
Kasus ini bermula dari adanya pembukaan pintu oleh Angkasa Pura I untuk akses ke Terminal 2 Bandara Juanda. Pintu ini mengarah ke landasan dan berujung di depan hanggar Merpati. Hal ini bisa menimbulkan ketidakamanan di jalur steril. TNI AL mengklaim pembukaan ini menyalahi kesepakatan Angkasa Pura I terhadap aset Pusat Penerbangan TNI AL.
Yuddy meminta Gubernur Soekarwo sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjembatani penyelesaian perjanjian itu. Apalagi Soekarwo orang yang meminta Presiden turun tangan mengatasi masalah ini melalui surat yang dikirim 6 April 2015. "Saya harap bisa segera diselesaikan karena ini hanya masalah koordinasi," katanya.
EDWIN FAJERIAL