TEMPO.CO, Yogyakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak dan beras menyumbang inflasi selama Maret 2015. Data Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta dan Tim Pengendali Inflasi Daerah ini menunjukkan hal tersebut.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DIY, Haryono, menyatakan Kota Yogyakarta pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen. Penyebab inflasi adalah kenaikan harga sejumlah komoditas.
Kenaikan harga komoditas yang paling mempengaruhi inflasi adalah beras, bensin, bawang merah, dan udang basah. "Beras dan bensin naik 4,01 persen dan 4,21 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,15 persen," katanya, Rabu, 8 April 2015.
Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah menjadi penyebab inflasi. Penguatan dolar secara tajam terhadap semua mata uang dunia membuat nilai tukar rupiah kembali jatuh ke titik terendah.
Pada 11 Maret 2015, rupiah yang sempat menyentuh level 13.245 akhirnya melemah 98 poin (0,75 persen) menjadi level 13.192 per dolar AS. "Pelemahan nilai tukar rupiah juga berpengaruh pada inflasi bulan Maret," ujarnya.
Di sejumlah tempat penukaran uang di Yogyakarta, nilai tukar dolar terhadap rupiah mulai turun. Di Annas Tour and Travel Yogyakarta, biro travel yang melayani penukaran uang menunjukkan nilai tukar dolar yang turun. Rabu ini, US$ 1 setara dengan Rp 12.650.
Karyawan Annas Tour and Travel, Aslih, mengatakan orang yang menukarkan dolar mulai berkurang. "Tak seperti angka Rp 13 ribu, jumlah penukaran uang dolar mulai turun," tuturnya.
Data Tim Pengendalian Inflasi Daerah DIY menunjukkan, pada Maret 2015, terjadi inflasi sebesar 0,15 persen. Secara tahunan, inflasi di DIY meningkat sebesar 5,13 persen dibandingkan dengan Februari 2015 sebesar 5,12 persen.
Penyebabnya adalah kenaikan harga beras dan BBM bersubsidi dan nonsubsidi serta gas elpiji 12 kilogram. Pemerintah melakukan penyesuaian harga Premium sebanyak dua kali, yaitu pada 1 Maret dan 28 Maret 2015. Sedangkan solar pada 28 Maret 2015.
Ketua tim pelaksana Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sri Fitriani mengatakan, sepanjang Maret 2015, tim berfokus pada upaya mengatasi dampak kenaikan harga komoditas beras. Misalnya, menggelar operasi pasar di DIY pada 17-27 Maret 2015. Total beras yang disalurkan sebanyak 16 ton. "Beras miskin juga telah disalurkan," ucapnya.
Menurut Sri, terdapat sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan inflasi pada April 2015. Di antaranya harga minyak dunia yang berpengaruh besar terhadap penetapan harga BBM di dalam negeri, tarif listrik, kenaikan sewa rumah, dan perbedaan harga eceran tertinggi elpiji 3 kilogram.
SHINTA MAHARANI