TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan indeks saham yang cukup tajam pada perdagangan sebelumnya mendorong pelaku pasar untuk melakukan beli di harga rendah (buy on weakness).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini ditutup menguat 25,60 poin (0,47 persen) ke level 5.470,23. Penguatan IHSG terjadi di saat mayoritas bursa Asia berada di zona merah.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan aksi beli spekulatif yang dilakukan oleh pelaku pasar berhasil membuat IHSG bergerak naik. "Meskipun demikian, laju IHSG masih galau dikarenakan pemodal asing masih dalam posisi jual."
Pada perdagangan hari ini, asing mencetak net sell mendekati Rp 500 miliar, lebih besar dibanding perdagangan sebelumnya. Saham-saham yang paling banyak dilepas antara lain Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bank BRI (BBRI).
Saat ini, indeks sedang berada dalam masa konsolidasi. Target dari support jangka pendek IHSG di 5.410 sudah sempat disentuh pada pergerakan tadi pagi. IHSG baru akan kembali ke tren naik apabila ditutup di atas kisaran 5.470.
Sentimen negatif dari pelemahan kurs rupiah dan tekanan jual asing membuat posisi beli agresif menjadi berisiko. "Pelaku pasar perlu hati-hati memantau pergerakan harga besok pagi, terutama setelah bursa regional cenderung memberikan sinyal negatif," ujar Satrio.
Hingga 16.00 WIB, bursa Asia variatif. Indeks Hang Seng melanjutkan koreksi 0,94 persen, indeks Nikkei 225 menyusut 0,67 persen, Strait Times melemah 0,15 persen, indeks Shanghai turun 0,49 persen, dan bursa Korea melemah 0,40 persen.
M. AZHAR (PDAT)