TEMPO.CO, London - Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 1 persen pada Senin, 2 Maret 2015. Seperti dilansir Reuters kemarin, minyak Brent terperosok di bawah US$ 62 per barel akibat tertekan penguatan dolar Amerika Serikat dan peningkatan produksi minyak mentah Libya.
Minyak mentah Brent mencapai titik terendah pada US$ 61,70 per barel dan tertinggi pada angka US$ 61,90 per barel. Minyak Brent sempat melonjak 18 persen pada Februari, yang merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Mei 2009. Adapun minyak mentah Amerika Serikat (West Texas Intermidiate) turun US$ sen 55 menjadi US$ 49,21 per barel.
Gangguan pasokan minyak dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah membantu harga minyak mentah dengan turunnya produksi dari Libya dan Irak pada bulan-bulan pertama tahun ini. Adapun produksi minyak mentah Libya kini telah pulih dengan mencapai lebih dari 400 ribu barel per hari.
"Produksi Libya naik dan ekspor Irak sedang meningkat," kata Tamas Varga, analis minyak PVM Oil Associates di London, seperti dikutip Reuters.
Menurut Varga, pasar minyak mentah kemungkinan besar akan jatuh lebih jauh. Sedangkan Carsten Fritsch, analis senior di Commerzbank, Frankfurt, Jerman, mengatakan pasokan minyak di pasar masih berlebih.
KHAIRUL ANAM