TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ada tiga faktor penyebab naiknya harga beras yang mencapai 30 persen pada sepekan terakhir. "Kenaikan 30 persen itu berdampak besar," kata Bayu saat dihubungi, Rabu, 25 Februari 2015.
Menurut Bayu, tiga penyebab itu adalah turunnya angka produksi beras tahun lalu sebesar 0,9%, beras miskin jatah September-Oktober 2014 yang tak dibagikan sehingga membuat kekosongan di pasar, dan telat tanam padi selama dua bulan. "Produksi turun buat Indonesia itu serius," kata Bayu.
Badan Urusan Logistik, kata Bayu, harus mengintervensi pasar dengan cara membagikan beras raskin. Namun, saat ini stok di gudang Bulog hanya 1,4 juta ton. "Angka itu sebenarnya biasa dalam kondisi normal. Tapi pasar harus segera diintervensi dengan raskin," kata Bayu.
Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat mengatakan Bulog memiliki stok beras 1,4 juta ton. Ia mengaku bahwa angka itu berada di bawah stok ideal cadangan beras nasional 1,5-1,8 juta ton. Lenny menuturkan stok Bulog bisa berubah setiap saat tergantung pada pemasukan dan pengeluaran. Stok menjadi tak ideal bersamaan dengan melonjaknya harga beras sebesar 30% sejak sepekan terakhir.
KHAIRUL ANAM
Berita Menarik:
EKSKLUSIF Menteri Susi Nilai Pengusaha Ini Belagu