TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya sentimen positif dari bursa regional maupun global membuat indeks saham kehabisan tenaga.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan sesi pertama hari ini ditutup melemah 12,44 poin (0,23 persen) ke level 5.432,67. IHSG mengakhiri tren penguatan empat hari berturut-turut sejak akhir pekan lalu.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan pelaku pasar cenderung melakukan posisi jual menjelang rilis data-data terbaru yang akan muncul pada pekan depan. "Pasar kelihatan wait and see menunggu data-data ekonomi," katanya.
Menurut Satrio, ada kekhawatiran di kalangan pelaku pasar bahwa data ekonomi yang muncul di bulan Maret tidak sebagus bulan-bulan sebelumnya. Ekspektasi pasar begitu besar karena telah disajikan surplus neraca perdagangan dua bulan berturut-turut, rendahnya inflasi, dan perbaikan defisit transaksi berjalan. "Mereka takut kalau tiba-tiba data memburuk," kata dia.
Di lain pihak, faktor pelemahan rupiah yang mendekati level 13.000 per dolar AS juga membuat langkah IHSG menjadi berat. Satrio menyarankan pemodal untuk melakukan akumulasi di harga rendah atau bersabar menunggu perkembangan bursa regional menjelang pre-closing sore nanti.
IHSG akan berada di kisaran 5.422-5.450. "Selama indeks tidak ditutup di bawah kisaran support 5.422, tren naik indeks belum berakhir," ujar dia.
Saham yang berpindah tangan di pasar reguler sebanyak 2,4 miliar lembar saham senilai Rp 2,6 triliun. Sebanyak 122 saham menguat, 112 saham melemah, dan 119 lainnya tidak bergerak.
Bursa Asia variatif hingga pukul 12.00 WIB. Indeks Nikkei 225 menguat 0,9 persen, Hang Seng menguat 0,68 persen, Strait Times melemah 0,47 persen, bursa India melemah 0,25 persen, dan bursa Korea naik tipis 0,03 persen.
M. AZHAR