Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

EKSKLUSIF: Kapal Thailand Sering Diperas Aparat Indonesia  

image-gnews
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (kiri), berbincang dengan Panglima Armada RI Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo (kanan), dan Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat, Laksma TNI Abdul Rasyid (tengah), di atas KRI Barakuda-633, saat peledakan kapal nelayan asal Thailand di Selat Dempo, Kepri, 9 Februari 2015. ANTARA/Joko Sulistyo
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (kiri), berbincang dengan Panglima Armada RI Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo (kanan), dan Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat, Laksma TNI Abdul Rasyid (tengah), di atas KRI Barakuda-633, saat peledakan kapal nelayan asal Thailand di Selat Dempo, Kepri, 9 Februari 2015. ANTARA/Joko Sulistyo
Iklan

TEMPO.CO,Songkhla-Kapal eks asing yang selama ini mencari ikan di laut Indonesia dulu kerap diperas oleh para penegak hukum. Modusnya, mereka didatangi di tengah laut kemudian mempermasalahkan dokumen kapal. Kapal - kapal itu selama ini memang kerap menggunakan izin bodong.

“Sering sekali kapal - kapal nelayan Thailand harus membayar suap kepada aparat Indonesia,” kata Ketua Asosiasi Perikanan Provinsi Songkhla, Thailand, Praporn Ekouru, kepada Tempo pada 27 Januari lalu di Songkhla. Jumlah pungutan itu, katanya, bisa sangat banyak apalagi ditangkap dan diseret ke dermaga. “Satu kapal bisa habis 1 juta Baht (Rp 385 juta),” katanya lewat penerjemah dari Konsulat Jenderal Indonesia di Songkhla.

Persoalan pungutan liar ini, katanya, sangat membebani nelayan – nelayan Thailand.Keuntungan penjualan ikan bisa berkurang hingga 70 persen. Bukan hanya nelayan Thailand yang rugi. Menurutnya, para anak buah kapal yang berasal dari Indonesia serta pengusaha ikan Indonesia juga terkena imbas kerugian karena pendapatan mereka terpotong untuk membayar pungutan itu.

Ekouru mengatakan pelakunya biasanya itu - itu saja. Mereka adalah TNI Angkatan Laut dan petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Cara membayar pungutan itu bisa bermacam - macam. Ada yang langsung bayar di laut ada juga lewat makelar yang sudah ditentukan para aparat. “Kepada orang -orang itu kemudian kami menebus kapal,” kata pria yang juga duduk sebagai anggota legislatif Provinsi Songkhla ini.

Cerita Ekouru hampir mirip dengan keluhan para nelayan dan nakhoda asal Indonesia yang ditemui Tempo di sekitar Tual, Benjina, serta Merauke akhir Januari lalu. Saat melaut, juragan kapal bahkan sudah menyiapkan uang Rp 300 juta kepada Nakhoda. Uang itu digunakan untuk berjaga – jaga bila kemi diperas di tengah laut. Harga itu masih lebih murah bila kapal mereka ditahan dan hasil lautnya disita. Untuk satu kapal berukuran sekitar 200 grose tones beserta alat tangkapnya bernilai minimal Rp 1 miliar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Susi Pudjiastuti tak menyangkal bahwa sebelumnya banyak petugas di laut yang nakal. Mereka kerap menangkap kapal – kapal ikan yang tak memiliki dokumen lengkap, diperas, kemudian dilepas. Ia kini menjamin praktik seperti itu tidak akan terjadi lagi. “Antara TNI, polisi dan KKP sudah ada kerjasama dan saling mengawasi,” katanya Jumat dua pekan lalu.

Pemerasan ini dibantah oleh TNI Angkatan Laut. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir lewat pesan singkatnya dua pekan lalu mengatakan tidak ada sogokan dari nelayan kepada jajarannya. “Untuk apa tentara minta duit ke mereka?” katanya. “Mungkin itu oknum yang mengaku sebagai tentara,” ujarnya.

TIM INVESTIGASI TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

10 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

24 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.


Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

24 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Maaruf Amin memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa 9 Januari 2024. Sidang kabinet membahas Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah. TEMPO/Subekti.
Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.


Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

24 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/dok TEMPO/Fakhri Hermansyah TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

50 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti. ANTARA
Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.


Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti. ANTARA
Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.


Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti. ANTARA
Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.


Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

TPNPB-OPM merilis foto pilot Susi Air asal Selandia Baru, Selasa 14 Februari 2023.
Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.


TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

6 Februari 2024

TNI-Polri menyiapkan operasi penyelamatan Pilot Susi Air yang disandera TPN Papua Barat sejak 7 Februari lalu.
TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah akan membebaskan pilot Susi Air besok