Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bos Lion Air Rusdi Kirana: 100 Persen Perusahaan Milik Saya  

image-gnews
Anggota Wantimpres, Rusdi Kirana. TEMPO/Subekti.
Anggota Wantimpres, Rusdi Kirana. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Kasus delay berhari-hari yang terjadi sejak Rabu, 18 Februari 2015, pekan lalu, membuat sejumlah pihak mempertanyakan kinerja Lion Air. Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mempertanyakan alasan Lion, yang menyebut telah terjadi kerusakan pada tiga pesawat yang menyebabkan efek berantai, sehingga puluhan pesawat lainnya ikut delay.

Apalagi, kemudian Lion Air harus meminjam Rp 3 miliar ke Angkasa Pura II untuk menalangi dana refund penumpang. Tidak hanya di dalam negeri, Lion juga ekspansi ke luar negeri dengan mendirikan Malindo Air, yang beroperasi di Malaysia, dan Thai Lion, yang beroperasi di Thailand.

Bersamaan dengan itu, Lion Air juga kian agresif memesan pesawat dalam jumlah besar. Untuk urusan ini, maskapai milik Rusdi Kirana ini bahkan dua kali memecahkan rekor transaksi pembelian pesawat. Pertama, kontrak pembelian 230 unit pesawat Boeing yang disaksikan langsung Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Bali pada November 2011. Pesanan Lion Air terdiri atas 201 jenis Boeing 737 MAX dan 29 unit Next-Generation 737-900 Extended Range (ER). Total nilainya mencapai US$ 21,7 miliar.

Tak berhenti disitu, pada Maret 2013, Rusdi Kirana kembali bermanuver. Ia memesan 234 pesawat Airbus tipe A320 senilai US$ 23,8 miliar. Ini sekaligus memecahkan rekor pembelian yang dilakukan Lion Air sendiri, ketika memesan pesawat dari Boieng.

Banyak yang bertanya-tanya dengan rasa penasaran sekaligus dengan rasa curiga. Dari mana uang Rusdi Kirana, yang  kini menjadi Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, sehingga bisa membeli ratusan pesawat dengan nilai ratusan triliun rupiah?

Berikut ini kami turunkan wawancara Tempo dengan Rusdi Kirana yang dimuat dalam dua edisi, 4 Desember 2011 dan 23 Juni 2013.   Berikut kutipan wawancaranya:

Orang bertanya-tanya, dari mana sumber pembiayaan untuk membeli 230 unit pesawat itu.

Bank Exim Amerika Serikat yang membiayai. Saya tidak bisa berbicara terlalu terperinci karena sangat confidential. Kami juga menjalin hubungan cukup lama dengan Boeing sejak membeli 178 unit 737-900 ER. Bisnis tak harus berbicara tentang uang. Modal kami adalah trust. Boeing dan Bank Exim Amerika Serikat tidak akan begitu saja berbisnis dengan Lion Air. Tentu mereka sudah mempelajari rekam jejak kami.

Mungkinkah ini semacam modal ventura? Mereka ikut menempatkan orang di Lion Air untuk memastikan semuanya aman?

Boleh diperiksa, di manajemen kami tak ada orang asing. Orang asing hanya beberapa pilot dan petugas teknik. Kami percaya orang Indonesia mampu. Ada maskapai yang diatur orang asing malah bangkrut. Rumus industri penerbangan itu sederhana, tidak seperti membuat roket ke luar angkasa. Yang penting produk disukai banyak orang dengan harga terjangkau.

Anda mendapat diskon besar dalam pembelian ini?

Diskonnya rahasia. Kami kan pedagang. Yang penting jangan membeli barang yang membikin diri sendiri susah. Jangan bikin karyawan bisa menjadi penganggur. Kami memikirkan hidup 11 ribu karyawan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah pembelian pesawat dalam jumlah besar ini tidak terlalu agresif?

Sebetulnya saya justru malu. Negara tetangga yang kecil saja mampu membeli pesawat dalam jumlah banyak. Masak, negara kita dengan market yang besar tidak mampu? Jangan berkeluh-kesah. Semua pihak harus bekerja sama mengalahkan pihak lain.

Ratusan pesawat yang Anda pesan bernilai ratusan triliun rupiah. Dari mana dana untuk membiayainya?

Pinjaman perbankan.

Apa yang Anda jaminkan? Forbes  tahun lalau (2012) memperkirakan kekayaan Anda hanya sekitar Rp 8,5 triliun.

Forbes salah menghitung, ha-ha-ha…. Pertanyaan yang sama pernah ditanyakan beberapa menteri. Jawabannya, saya menjual negara ini, yang saya jual itu Merah Putih. Saya bolak-balik ke US Exim Bank tidak pernah saya menjual diri sendiri. Begitu pula ketika saya di Prancis untuk membeli Airbus. Yang saya jual adalah prospek negeri ini. Memiliki bentangan dari Sumatera ke Papua sepanjang 5.000 kilometer, penduduknya 230 juta jiwa, perekonomiannya tumbuh 7 persen, dan transportasi udara yang paling murah. Mereka pasti berpikir, mendanai saya adalah hal yang masuk akal.

Tapi banyak yang menduga Anda hanya sebagai fronting, pengelola dana investor asing?

Pertama, saya tidak peduli dibilang seperti itu. Kedua, kalaupun iya, saya adalah fronting yang bagus. Tapi, jawaban sejujurnya, tidak benar saya fronting dari dana orang lain. Sekarang ini 100 persen saham perusahaan ini milik saya dan kakak saya. Mengapa, ketika berhasil, Rusdi Kirana dibawa ke DPR, dimaki-maki karena dianggap ada orang asing di belakangnya. Jelek-jelek begini, paspor saya hijau, warga negara Indonesia. Apakah saya harus jadi warga Singapura baru Anda hormati saya?

Mungkin tuduhan itu muncul karena perusahaan Anda tertutup, padahal dua tahun lalu Anda melontarkan keinginan untuk menjadi perusahaan terbuka, menjual saham ke publik.

Saya mau go public, tapi dengan kondisi saat ini saya lebih mudah mengambil keputusan. Contoh, pembelian pesawat. Kalau perusahaan itu sudah go public, saya perlu menggelar rapat dengan pemegang saham. Apalagi kami kan enggak perlu cari uang dengan menjual saham ke publik. Saya perlu uang, US Exim kasih pinjam US$ 2,1 miliar. Saya perlu uang, Prancis kasih pinjaman.

TIM TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

5 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.


Lion Air Incar Rp 7 T Dana IPO? Rusdi Kirana: Kekecilan, Mendingan Sendiri

6 hari lalu

Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana saat meninjau Batam Aero Technic, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Lion Air Incar Rp 7 T Dana IPO? Rusdi Kirana: Kekecilan, Mendingan Sendiri

Pendiri sekaligus pemilik Lion Air Rusdi Kirana menanggapi kabar soal rencana perusahaannya yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO).


KPPU Soroti Lonjakan Harga Tiket Pesawat, Pemilik Lion Air Rusdi Kirana: Nanti Kita Cek

6 hari lalu

Pemilik Lion Air Rusdi Kirana saat berkunjung dalam acara Kunjungan Hangar dan Diskusi Inovasi Penerbangan bersama Pemimpin Redaksi Meid di Batam Aero Technic (BAT) Batam, Kepulauan Riau, Kamis, 21 Maret 2023. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KPPU Soroti Lonjakan Harga Tiket Pesawat, Pemilik Lion Air Rusdi Kirana: Nanti Kita Cek

Pendiri Lion Air Rusdi Kirana akan meminta perusahaannya untuk memberikan promo tiket di tengah melonjaknya harga tiket pesawat belakangan ini.


Terpopuler Bisnis: Pilot Batik Air yang Tertidur Diklaim bukan Salah Perusahaan, Alasan Grab-Gojek Tidak Bayar THR Ojol

6 hari lalu

Bos Lion Air Group, Rusdi Kirana, saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 17 Januari 2020. Tempo/Francisca Christy Rosana
Terpopuler Bisnis: Pilot Batik Air yang Tertidur Diklaim bukan Salah Perusahaan, Alasan Grab-Gojek Tidak Bayar THR Ojol

Bos Lion Air Rusdi Kirana mengklaim insiden pilot Batik Air yang tertidur bukan salah perusahaan.


Rusdi Kirana Pastikan Lion Air Group Siap Dipanggil KPPU terkait Kenaikan Harga Tiket Pesawat

7 hari lalu

Pesawat Batik Air dan Lion Air. TEMPO/Imam Sukamto
Rusdi Kirana Pastikan Lion Air Group Siap Dipanggil KPPU terkait Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Lion Air Group menyatakan siap memenuhi panggilan KPPU terkait kenaikan tiket pesawat yang dianggap melanggar aturan.


Lion Group Siapkan Promo Tiket Pesawat untuk Lebaran 2024, Cek Ada Berapa Kursi?

7 hari lalu

Pesawat Lion Air. FOTO/Instagram/LionAir
Lion Group Siapkan Promo Tiket Pesawat untuk Lebaran 2024, Cek Ada Berapa Kursi?

Promo tiket pesawat sekaligus menepis anggapan maskapai Lion Air sering menaikan harga tiket pesawat menjelang Lebaran.


Rusdi Kirana Bantah Lion Air Naikkan Tiket di Luar Ketentuan

7 hari lalu

Bos Lion Air Group, Rusdi Kirana, saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 17 Januari 2020. Tempo/Francisca Christy Rosana
Rusdi Kirana Bantah Lion Air Naikkan Tiket di Luar Ketentuan

Pemilik sekaligus pendiri maskapai Lion Group Rusdi Kirana membantah jika maskapai Lion Air, Batik Air menaikan harga tiket pesawat di luar ketentuan.


Soal Pilot Batik Air Tertidur, Bos Lion Group: Bukan Salah Perusahaan

7 hari lalu

Batik Air. Dok. Lion Air
Soal Pilot Batik Air Tertidur, Bos Lion Group: Bukan Salah Perusahaan

KNKT mengungkapkan insiden yang melibatkan dua awak pesawat Batik Air saat penerbangan dari Kendari ke Jakarta.


Pesawat Jetstar Tujuan Bali dari Melbourne Putar Balik Gara-gara Penumpang Mengamuk

8 hari lalu

Jetstar Asia menambah penerbangandari Singapura ke Jakarta
Pesawat Jetstar Tujuan Bali dari Melbourne Putar Balik Gara-gara Penumpang Mengamuk

Seorang penumpang Jetstar mengamuk di dalam pesawat hingga menyebabkan penerbangan tujuan Bali itu dibatalkan.


Maskapai Naikkan Harga Tiket saat Lebaran, Sandiaga Usul Jumlah Pesawat Ditambah

9 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di Hotel Fairmont di Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/ Desty Luthfiani.
Maskapai Naikkan Harga Tiket saat Lebaran, Sandiaga Usul Jumlah Pesawat Ditambah

Sandiaga turut mengomentari soal maskapai penerbangan yang menaikkan harga tiket menjelang libur arus mudik dan balik Lebaran 2024.