TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat mengatakan akan jorjoran melakukan operasi pasar untuk mengatasi lonjakan harga beras. "Kami akan menyediakan seberapa kuat yang mereka minta," ujar Lenny, Ahad, 22 Februari 2015.
Menurut Lenny, stok beras Bulog pada awal Februari ini adalah 1,4 juta ton. Namun dia enggan memerinci posisi stok beras Bulog saat ini. "Mau berapa? Banyak kok, masih cukup," ucapnya.
Stok tersebut sebenarnya terbilang rendah, sebab stok normal gudang-gudang Bulog bisa mencapai 2 juta ton. Namun Lenny tak khawatir karena panen raya akan dimulai pada Maret mendatang, sehingga Bulog bisa segera mengisi lagi gudang-gudangnya. "Kami segera menyerap beras secara maksimal saat itu."
Ada 62 titik di kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dipilih sebagai lokasi operasi pasar. Lenny menuturkan telah bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat untuk mengamankan distribusi beras untuk operasi pasar.
Saat ini harga beberapa jenis beras mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di Pasar Induk Cipinang hingga 20 Februari 2015, harga beras jenis Muncul I naik 23,76 persen dari Rp 10.100 per kilogram menjadi Rp 12.500 per kilogram, muncul II naik 31,87 persen dari Rp 9.100 menjadi Rp 11.200, dan Muncul III naik dari Rp 8.600 menjadi Rp 11 ribu per kilogram.
Di kelas medium, beras IR64 I naik 18,52 persen dari Rp 9.450 menjadi 11.200 per kilogram, IR II naik 19,32 persen dari Rp 8.800 menjadi Rp 10.500 per kilogram, dan IR III naik dari Rp 8.200 menjadi Rp 10 ribu per kilogram.
PINGIT ARIA