TEMPO.CO, Subang - Kenaikan harga beras terjadi di sentra pangan Subang, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir. Harga jenis beras medium dan premium, mengalami kenaikan rata-rata 10-30 persen.
Dari pemantauan Tempo, di sejumlah penggilingan padi di Kecamatan Pabuaran misalnya, beras jenis Ciherang medium dijual Rp 10 ribu per kilogram, sedangkan yang kualitas premium dijual Rp 12 ribu per kilogram.
Hal yang sama juga terjadi di sejumlah penggilingan di Kecamatan Dawuan, Pamanukan, dan Ciasem. Kenaikan harga beras terjadi di sejumlah kios di pasar tradisional.
Mintarsih, seorang ibu rumah tangga di Subang, mengatakan sepekan sebelumnya, harga beras medium Rp 8 ribu per liternya dan premium Rp 10 ribu atau per kilogramnya Rp 12 ribu.
"Yang jenis beras premium nyaris hilang di pasaran," kata Mintarsih. "Katanya sih harganya kemahalan, jadi, untuk sementara kios-kios nggak menjualnya."
Enin, seorang pemilik kios beras di Pasar Panjang, mengatakan terus terkereknya harga beras disebabkan stok di sejumlah penggilingan sentra produksi beras sudah terbatas.
"Sekarang kan lagi musim paceklik, jadi stok padinya terbatas, otomatis berasnya juga terbatas," Enin memberikan alasan. Di kiosnya, dia menjual beras kelas medium Ciherang, kini dijual Rp 10 ribu per kilogram.
Kepala Bulog Subdivre Subang Deddy Sipriyadi siap melakukan intervensi pasar buat mengimbangi kenaikan harga beras yang terus terkerek tersebut dengan cara melakukan operasi pasar.
"Kapan pun," kata Deddy. Stok beras medium yang tersedia di gudang-gudang Bulog Subang masih tercatat sebanyak 14 ribu ton atau cukup buat memenuhi kebutuhan selama lima bulan ke depan.
Hanya saja, buat melakukan operasi pasar tersebut, ujar Deddy, ada syaratnya: "Harus ada permintaan dari pemerintah daerah dulu, baru kami melakukan action." Beras medium produk Bulog bisa dibanderol dalam operasi pasar Rp 6.600 per kilogramnya.
Asisten Bidang Perekonomian Pemkab Subang H. Umar mengatakan sejauh ini, pihaknya masih belum merencanakan menggelar operasi beras murah.
"Belum, belum," ujarnya, seraya mengimbuhkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar. "Sebab, merekalah yang memiliki data fluktuasi harga beras di pasaran.
NANANG SUTISNA