TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) membutuhkan dana sekitar Rp 20 triliun untuk pengembangan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, selama 30-40 tahun ke depan.
Untuk mengejar pendanaan tersebut, menurut Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi, pihaknya akan melakukan berbagai cara. "Kami akan menerbitkan obligasi, penyertaan modal negara, dan dari revenue kami," kata Budi kepada Tempo.
Untuk pembiayaan tahun ini, ujar Budi, perseroan akan menerbitkan obligasi pada September mendatang minimal senilai Rp 1 triliun. "Paling lambat bulan Desember," ujarnya. Menurut Budi, perseroan memilih obligasi karena pembiayaan pinjaman tersebut lebih mudah dibanding pinjaman.
Perseroan saat ini sedang diusulkan Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk mendapatkan penyertaan modal negara sebesar Rp 3 triliun pada tahun ini. Dalam lima tahun ke depan, perseroan juga menyiapkan diri untuk melantai di bursa saham.
Terkait dengan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Budi menargetkan pembangunan runway ketiga selesai pada 2017 dan dapat dioperasikan untuk menampung pergerakan pesawat yang diprediksi bertambah hingga 430 ribu pada 2018. Perseroan akan menambah dan mengoperasikan runway keempat pada 2024 karena pergerakan pesawat diperkirakan akan menembus angka 550 ribu pada 2025.
Perseroan juga akan membangun Terminal 3 Ultimate dan fasilitas penunjang Terminal 3, Terminal 4, aksesibilitas Bandara Soetta, pembangunan cargo village, serta revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2.
Selain itu, tutur Budi, Angkasa Pura II akan membangun pembangkit listrik sendiri sebesar 20 megawatt untuk kebutuhan listrik di kawasan Bandara Soetta.
ALI HIDAYAT