TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan sesi I akibat pengaruh laju negatif bursa saham regional. Terkena imbas kepastian penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, IHSG yang sebenarnya cenderung berada dalam laju positif menjadi bergerak naik-turun merespons tekanan bursa regional.
IHSG pun berakhir melemah tipis 1,62 poin (0,03 persen) ke level 5.187,09 di tengah penurunan tajam bursa regional. Nikkei tercatat anjlok 2,53 persen ke level 16.676,01, Hangseng terkoreksi 1,0 persen menjadi 24.107,56, dan Straits Time turun 1,11 persen pada level 3.301,92.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri, mengatakan penurunan harga BBM bersubsidi semestinya mendorong IHSG untuk terus bergerak positif. Namun, lantaran terpengaruh sentimen negatif bursa regional, dampak positif penurunan BBM tersebut akhirnya menjadi tidak signifikan. “Walau cenderung mampu outperform terhadap bursa regional pada sesi I, IHSG tetap berakhir melemah,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi telah menyampaikan kepastian penurunan harga BBM jenis Premium menjadi Rp 6.400-6.500 per liter dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan seiring dengan jatuhnya harga minyak dunia di bawah US$ 50 per barrel.
Saham semen dan infrastruktur masih menopang laju indeks. SMGR naik 0,9 persen menjadi Rp 16.350 per lembar saham, INTP melonjak 2,4 persen ke level Rp 25.450 per lembar saham, sementara PGAS meningkat 1,8 persen ke level 5.600 per lembar saham.
PDAT | M. AZHAR
Berita Lain
Lantik Budi Gunawan, Jokowi Lemahkan Diri Sendiri
Kisah Rani, Kurir Narkoba Jelang Hukuman Mati
Surya Paloh: Kalau Saya Jokowi, Budi Saya Lantik
Makan Malam, Jokowi-JK Tentukan Nasib Budi Gunawan