Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Pantura Minta DPR Panggil Menteri Susi  

Editor

Zed abidien

image-gnews
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Tegal - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak mengalihkan perhatian nelayan terhadap wacana pemerintah yang akan melarang kapal penangkap ikan berukuran di atas 30 gross ton (GT) membeli solar bersubsidi.

Ketua Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) Eko Susanto mengatakan sejumlah organisasi nelayan Pantai Utara Jawa dari Pati, Batang, Pekalongan, Cirebon, hingga Indramayu sedang menyusun rencana untuk menggelar unjuk rasa di DPR.

"Ada sejumlah isu yang akan kami sampaikan. Salah satunya soal pembatalan penerbitan peraturan menteri tentang solar nelayan. Kami berangkat ke Jakarta setelah masa reses DPR selesai," ujar Eko pada Rabu, 7 Januari 2015. (Baca: Soal Harga BBM, Susi dan Nelayan Beda Pendapat)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana menerbitkan peraturan yang menyatakan subsidi BBM hanya diberikan untuk kapal nelayan di bawah 30 GT. Adapun peraturan tentang subsidi bagi kapal nelayan di atas 30 GT akan dikaji ulang, bisa dikurangi atau ditiadakan sama sekali.

Eko menuturkan nelayan sengaja tidak menggelar unjuk rasa di KKP karena pesimistis tuntutan mereka akan didengar. "Maka itu, kami ke gedung DPR agar para wakil rakyat itu memanggil Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan memperjuangkan tuntutan kami," katanya.

Menurut Eko, pemerintah tidak bisa menyamaratakan kondisi nelayan di Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa, meski sama-sama menggunakan kapal berukuran di atas 30 GT. Hasil tangkapan nelayan Pantura hanya ikan kecil, berbeda dengan nelayan di Pantai Selatan yang bisa mendaratkan ikan-ikan besar seperti tuna.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pekalongan Rasjo Wibowo menuturkan belum ada larangan bagi kapal di atas 30 GT membeli solar bersubsidi. "Tapi, pada awal tahun ini, jatah solar bersubsidi bagi kapal di atas 30 GT mulai dikurangi," ujar Rasjo, yang juga Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Makaryo Mino.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun lalu, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) KUD Makaryo Mino mendapat jatah solar bersubsidi sebanyak 688 kiloliter per bulan. Kini, kuota SPBB yang khusus melayani 235 kapal di atas 30 GT itu disunat 176 kiloliter menjadi 512 kiloliter per bulan. (Baca: Nelayan Tegal Malah Minta Subsidi BBM Dihapus)

Menurut Rasjo, penyunatan jatah solar tersebut sangat memberatkan nelayan. "Apalagi kalau nelayan dilarang membeli solar bersubsidi," tutur Rasjo. Ihwal penurunan harga solar sebesar Rp 250 per liter, Rasjo mengatakan tidak berpengaruh bagi nelayan. "Harga kebutuhan pokok untuk bekal melaut tetap mahal, sementara harga ikan tidak naik," ujarnya.

DINDA LEO LISTY

Berita terpopuler:
Kisruh Izin Air Asia Terkuak, Ini Versi Juanda
Ribut Rute AirAsia, Presiden Jokowi Kontak Jonan
Hitungan Klaim Asuransi Korban Air Asia Menurut OJK
Perintah Jonan jika Black Box Air Asia Ketemu  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

2 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

8 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

11 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

21 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

33 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

33 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.