TEMPO.CO, Jakarta - Koreksi bursa saham yang terjadi selama dua perdagangan terakhir mendorong pasar kembali melakukan aksi beli. Harga sebagian saham yang turun signifikan menjadi alasan investor domestik melakukan pembelian. Pada penutupan sesi pertama, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak positif 29,55 poin (0,57 persen) ke level 5.198,61.
Namun demikian, laju positif IHSG masih belum sejalan dengan pergerakan bursa regional. Harga minyak dunia (crude oil/ WTI) yang kembali merosot ke level US$ 47,88 per barel terus membebani pergerakan bursa regional. Kuala Lumpur Composite Index terkoreksi 3,08 poin (0,18 persen) ke level 1.1713,0, sementara Laos Securities Indeks turun 3,25 poin (0,25 persen).
Mayoritas sektor saham IHSG mulai bergerak menghijau dengan sektor perkebunan menjadi saham yang paling melaju. Aksi jual bersih (net sell) investor asing pun berkurang, hanya sebesar Rp 102 miliar. Di lantai bursa, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Astra Internasional (ASII) menjadi pendorong laju indeks.
Kepala Riset Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan harga saham yang telah berjatuhan membuat investor mengambil posisi beli pada harga termurah (buy on weakness). Investor yang berharap mendapat potensi keuntungan dari selisih harga akhirnya tak mau menyia-yiakan kesempatan mengakumulasi portofolio saham. “Saham yang telah mengalami jenuh jual dua hari ini banyak dibeli investor,” ujarnya.
PDAT | MEGEL JEKSON