TEMPO.CO, Bangkalan -PT PLN mencatat hingga tutup 2014 jumlah tunggakan listrik di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mencapai Rp 6 Miliar. Manager PT PLN Rayon Bangkalan, Efendi mengatakan 80 persen penunggak adalah pelanggan rumah tangga. 20 persen sisanya, penunggak dari pelanggan industri dan perkantoran termasuk kantor pemerintah. "Jumlah pelanggan 60 ribu, yang nunggak 18 ribu pelanggan," kata dia, Ahad, 28 Desember 2014.
Untuk menekan tunggakan itu, PLN menerapkan sistem jemput bola yaitu menagih langsung ke pelanggan khusus yang tinggal di desa terpecil. Upaya ini ditempuh karena sebagian besar pelanggan yang menunggak mengaku tidak rutin bayar listrik karena tinggal jauh dari kantor PLN. "Tapi upaya jemput bola, belum signfikan menekan tunggakan." (Baca: PLN Ancam Putus Listrik, Anak Buah Ahok Menjawab)
Penyebabnya, kata Efendi, banyak penunggak yang tinggal di perantauan. Sehingga saat akan ditagih, rumahnya tidak berpenghuni. "Ada yang menunggak selama empat tahun." (Baca: Pemerintah Nunggak Listrik, Kota Ternate Padam)
Fatimah, warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, mengaku menunggak listrik selama dua tahun. Tunggakan itu baru akan dilunasi, jika suaminya pulang dari perantauan. "Ibu saya juga menunggak hampir tiga tahun, biasanya akan dilunasi bersama-sama."
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler