TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan pemberlakuan asas resiprokal perbankan di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bukan berarti bank-bank Indonesia membuka cabang di negara-negara tetangga tersebut dengan jumlah cabang yang sama dengan bank-bank asing di Indonesia. “Tidak harus begitu,” ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 12 Desember 2014.
Bambang mencontohkan, jika bank asing dari negara ASEAN membuka sepuluh kantor cabang di Tanah Air, bank milik Indonesia tidak harus melakukan hal serupa. “Kalau mereka punya jatah di sini, kita juga punya jatah itu. Soal terpakai atau tidak, itu urusan kita sendiri,” tuturnya. (Baca: 3 Syarat Jokowi Agar Pasar Bebas ASEAN Sukses)
Menteri Bambang juga menilai minat bank-bank Indonesia berekspansi ke negara tetangga juga kembali lagi pada kesiapan tiap perusahaan. Ditambah lagi ada penilaian tiap bank yang mungkin berbeda untuk membuka cabang baru di suatu negara. Bank-bank kita juga belum tentu mau buka (cabang) di Singapura, pasarnya kecil,” katanya.
Lebih jauh, Bambang menyatakan, pengajuan asas resiprokal perbankan Indonesia telah disetujui untuk diterapkan di ASEAN. Dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan II Malaysia Ahmad Husni Mohamad Hanadziah, pagi tadi, Menteri Bambang telah menyampaikan bahwa perbankan di dalam negeri sudah mendapat lampu hijau untuk merambah kawasan ASEAN. (Baca: Indonesia Ikuti Skema Bank Infrastruktur Asia)
Seperti diketahui, sejak lama pemerintah terus memperjuangkan penerapan asas resiprokal tingkat kawasan. Upaya tersebut ditempuh agar semua lembaga keuangan Tanah Air bisa melebarkan sayap usahanya di luar negeri.
Selama ini perbankan kita kerap menemui batu sandungan dalam mengembangkan usahanya, seperti pembukaan kantor cabang ataupun kepemilikan saham yang dibatasi maksimal 40 persen. Adapun jika dibandingkan dengan kemudahan usaha di Indonesia, perbankan luar negeri lebih leluasa mengembangkan sayap usahanya bersaing terbuka dengan perbankan lokal. (Baca: BI Rate Naik, Kalla: Bunga Mahal Hambat Daya Saing)
Pagi tadi, Menteri Keuangan II Malaysia Ahmad Husni Mohamad Hanadziah mulai melakukan pendekatan dengan pemerintah Indonesia sebagai persiapan pergantian kepemimpinan Menteri Keuangan ASEAN tahun depan. "Dia Ketua ASEAN tahun depan, jadi ASEAN Finance Minister-nya ada di kuala lumpur," ujar Bambang.
JAYADI SUPRIADIN
Berita terpopuler:
Penenggelaman Kapal Dicibir, Begini Kata Susi
Menteri Susi: You Langgar Aturan, Saya Tabrak
Hancurkan Kapal Asing, Indonesia Bisa Kena Perkara