TEMPO.CO, Jakarta - Peluang ekspor daging ayam olahan ke Jepang kembali dibuka. Namun, usaha merebut pasar ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. "Sepuluh tahun vakum, kita sudah kehilangan pasar di sana," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton J. Supit melalui telepon, Kamis, 27 November 2014.
Anton menyatakan, Indonesia pernah mendominasi pasar daging ayam bersama Cina dan Thailand. Sayangnya, saat flu burung merebak pada 2004, Negeri Sakura menghentikan impornya dari ketiga negara tersebut. Bedanya, pemerintah Cina dan Thailand langsung membuka lobi untuk mengalihkan ekspor karkas menjadi daging ayam olahan. Kini, daging ayam olahan Jepang mencapai 2 juta ton per tahun, praktis dikuasai oleh kedua negara tersebut.
Lalu bagaimana peluang Indonesia? "Untuk tahap awal, kalau kita bisa ekspor puluhan juta dolar saja sudah bagus," kata Anton. (Baca:Ekspor Ayam ke Jepang Resmi Dibuka Lagi)
Sebelumnya, pemerintah Indonesia dan Jepang menyepakati perjanjian bilateral soal perdagangan daging sapi dan ayam olahan. Indonesia akan mengekspor produk daging ayam olahan ke Jepang, sementara Jepang akan mengekspor daging sapi (wagyu) ke Indonesia. "Pada tanggal 25 November 2014, konsultasi bilateral telah selesai sehingga ekspor daging ayam olahan dari Indonesia ke Jepang mendapat pengakuan," demikian tertulis dalam siaran pers dari Kedutaan Indonesia di Jepang, Rabu, 26 November 2014 kemarin.
Dalam perjanjian itu, Jepang akan menerima daging ayam kiriman PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT So Good Food Manufacturing, keduanya berlokasi di Banten. Sebaliknya, sarana produksi daging sapi dari Jepang ke Indonesia melalui National Federation of Reclamative Agricultural Co-operative Associations Hitoyoshi Meat Center /Zenkai Meat Co. Ltd. (Prefektur Kumamoto). (Baca:Tahun Ini, Petambak Ditargetkan Pakai Pakan Organik)
PINGIT ARIA
Terpopuler:
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Boy Sadikin Diusulkan Jadi Pendamping Ahok
Jokowi: Siapa Bilang Melarang Menteri ke DPR
Ical Dikudeta, Koalisi Prabowo Bisa Megap-megap
KPK: Kalau Saham BCA Anjlok, Itu Risiko