TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan sudah menyiapkan langkah untuk mengatasi jebolnya kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sudirman mengatakan pemerintah dan Pertamina memastikan pasokan BBM untuk masyarakat tak terganggu.
"Kalau terpaksa melebihi kuota, nanti ada settlement antara pemerintah dengan Pertamina," kata Sudirman seusai menghadiri acara Penghargaan Efisiensi Energi Nasional di Hotel Borobudur, Selasa malam, 18 November 2014. (Baca: Harga BBM Naik, Rupiah Bakal Terus Melesat)
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014, kuota BBM bersubsidi dipatok sebanyak 46 juta kiloliter. Pertamina ditugasi untuk menyalurkan 45,23 juta kiloliter BBM bersubsidi jenis solar dan Premium.
Pertamina mencatat hingga 31 Oktober 2014, penyaluran BBM bersubsidi sudah mencapai 39,07 juta kiloliter atau 86,4 persen dari kuota. Penyaluran Premium mencapai 24,92 juta kiloliter dan solar 13,38 juta kiloliter.
Secara terpisah, Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya mengatakan akan menambah impor BBM nonsubsidi jenis Pertamax sebanyak tiga kargo. Satu kargo 200 ribu barel. "Itu untuk Desember," kata Hanung di kantornya. Penambahan itu untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi dalam dua bulan ke depan.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita Terpopuler
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM Di Negara Ini Harga BBM Turun Tapi Tetap Mahal
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi