TEMPO.CO , Jakarta - Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan mengklaim bisa mendapat penghematan sebesar Rp 110-140 triliun pada 2015. Menurut Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dana hasil penghematan akan digunakan untuk menjaga daya beli masyarakat miskin melalui bantuan langsung untuk 15,5 juta keluarga. (Baca juga: BEM FE UI Dukung Kenaikan Harga BBM Bersubsidi).
Nantinya, setiap keluarga miskin akan mendapatkan bantuan Rp 200 ribu per bulan. Pencairan bantuan tersebut, kata Bambang, dapat dilakukan mulai saat ini sampai 2 Desember 2014. "Sekaligus untuk dua bulan," kata dia. Warga miskin dan hampir miskin, kata Bambang, harus mendapatkan bantuan untuk memperbaiki daya beli. (Baca: KPS Jadi Kompensasi Kenaikan Harga BBM).
Selain bantuan warga miskin, pemerintah akan menggunakan dana hasil penghematan untuk membangun irigasi sebesar Rp 16 triliun. Saat ini, kata Bambang, ada 40 persen irigasi yang rusak. Bantuan pupuk, benih, bantuan kapal dan pendingin untuk nelayan juga akan menjadi perhatian. " Salah satu fokus presiden adalah berusaha mencukupi kebutuhan pangan," ujarnya.
Di sektor energi, kata Bambang, pemerintah akan menerapkan kebijakan ekstensifikasi jaringan gas. Pemerintah akan memperbaiki transportasi umum, memperluas jaringan internet, dan memperbaiki fasilitas kesehatan. "Saat ini ada 86 juta penerima bantuan iuran, bisa saja ditambah tahun depan," kata dia.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler
Ahok Didoakan Jadi Mualaf di Muktamar Muhammadiyah
Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter
Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500