TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa bidang ekonomi Eko Putro Sandjojo mengatakan partainya sepakat dengan wacana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Dalam perhitungan Eko, hanya 20 persen alokasi BBM bersubsidi digunakan oleh yang berhak. "Subsidi BBM salah sasaran," kata Eko saat dihubungi, Kamis, 6 November 2014.
Menurut Eko, subsidi BBM selama ini justru memperlebar disparitas antara orang kaya dan miskin. Seorang kaya dengan dua atau tiga mobil, kata Eko, justru banyak yang menikmati subsidi BBM. (Baca: Menteri Sofyan Pastikan Harga BBM Naik Bulan Ini)
Kata dia, akan lebih bermanfaat jika dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dialokasikan untuk membangun kincir air dan irigasi. Dengan demikian, kata Eko, petani di daerah bisa bekerja tanpa bergantung hanya pada air hujan.
"Dengan begitu, tangan negara bisa sampai kepada warganya yang tak mampu," kata Eko. "Ketimbang subsidi untuk membuat polusi dan kemacetan."
Eko berharap agar dana pengalihan subsidi BBM lebih banyak dipakai untuk menggerakkan roda ekonomi pedesaan. "Yang di kota bisa lebih melibatkan peran swasta," kata Eko.
Eko memprediksi pengalihan subsidi dalam jangka panjang mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen. Eko mengkalkulasikan setiap 1 persen pertumbuhan mampu membuat sekitar 500 ribu lapangan pekerjaan baru. "Membangun infrastruktur membuat multiplayer effect ekonominya lebih besar." (Baca: BI: BBM Naik Rp 3.000, Inflasi Naik 3,86 Persen)
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan rapat terbatas untuk membahas rencana kenaikan harga BBM. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan hal yang paling jelek dari pemberian subsidi BBM adalah masalah penyelundupan.
JK menerima laporan bahwa subsidi nelayan naik tiga kali lipat tapi impor ikan malah naik. "Artinya, banyak nelayan menjual solar subsidi daripada untuk menangkap ikan."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Fahri Hamzah: Kartu Pintar dan Sehat Jokowi Ilegal
Gaya Ayang Jokowi Belanja di Makassar
Sidak Penampungan TKI, Menteri Hanif Lompat Pagar
Jokowi ke Sidrap, Kahiyang Borong Sirup Markisa
Duit Raden Nuh Diduga Mengalir ke Wanita