TEMPO.CO, Jakarta - Lion Group mengatakan bentuk pengelolaan Bandara Halim Perdana Kusuma nantinya sama saja dengan bandara komersial pada umumnya. Bandara yang akan dikelola oleh PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS), anak usaha Lion Group, akan menjadi bandara pesawat penumpang. "Biasa, bandara umum. Tak ada perubahan status, tetap bandara umum," kata Kepala Humas Lion Group Edward Sirait saat dihubungi, Rabu, 15 Oktober 2014. (Baca: Lion Air Lengkapi Bandara Halim dengan Monorel)
Pada Selasa, 14 Oktober 2014, Edward mengatakan Lion Group akan mengambil alih pengelolaan Halim Perdana Kusuma dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola saat ini melalui ATS. Pengambilalihan baru bisa dilaksanakan setelah pihaknya merampungkan perluasan bandara yang membutuhkan total biaya Rp 5 triliun. Dalam proyek itu, ATS menggandeng PT Adhi Karya selaku kontraktor. Lahan Halim sendiri dimiliki oleh Induk Koperasi TNI Angkatan Udara. (Baca: Bangun Bandara Halim, Lion Gandeng Adhi Karya)
Menurut Edward, Lion mendapat hak konsesi pengelolaan Halim dari Inkopau selama 25 tahun sejak 2006 lalu. Konsesi baru akan berakhir pada 2031. Dalam kontrak, konsesi bisa diperpanjang hingga lima tahun lagi. "Di dalam perjanjian kami boleh perpanjang lima tahun, tapi memungkinkan lebih dari itu, ya arahnya ke situ, tapi dibicarakan lagi," katanya.
Edward memastikan kendati ATS menjadi pengelola bandara, tak akan ada perbedaan dengan bandara komersial lainnya. Slot untuk maskapai-maskapai juga masih ditentukan oleh pemerintah selaku regulator. "Hanya airport tax yang menentukan kami. Kan, kami pengelolanya. Status tetap bandara komersial umum," katanya.
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler
Manajer Lion Air Damprat Penumpang Pesawat
Siapa Andika Perkasa, Komandan Paspampres Jokowi?
Belasan Kepala Negara Akan Sambut Jokowi di Istana
Jokowi Jadi Cover Majalah Time
Dua TV Pegang Hak Siar Pernikahan Raffi-Nagita