TEMPO.CO, Jakarta - Duty Manager Lion Air Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta Dodi Andriyansyah mengamuk kepada sejumlah penumpang yang mengeluh tidak dapat check-in ke pesawat JT 552 tujuan Yogyakarta pada Kamis pagi, 16 Oktober 2014. Dengan nada menantang dan mengepalkan tangan kanannya, Dodi berteriak kepada penumpang yang meminta penjelasan tentang gagalnya penerbangan pagi ini.
"Apa lo? Emang gue takut ama lo?" teriak Dodi sambil terus mengintimidasi para penumpang. (Baca: Polisi Tolak Usut Pengeroyok Penumpang Lion Air)
Puluhan penumpang pesawat Lion JT 552 tujuan Yogyakarta tidak dapat naik ke pesawat dengan alasan konter check-in sudah ditutup. Padahal, beberapa penumpang di antaranya melihat Lion Air menjual tiket pada jam penerbangan yang sama kepada penumpang lain dengan harga melambung. (Baca: Lion Air Masih Akan Klarifikasi Isu Pemukulan)
"Saya dibilang terlambat, padahal ada penumpang di depan yang lama sekali check-in trouble dan seat penuh. Tidak mungkin kalau penuh, malahan saya tadi ditawari calo," kata Aji Nurohman, salah satu penumpang.
Aji menceritakan dia sudah datang jam 06.00 WIB ke konter check-in, tapi antrean sudah panjang. Saat tiba giliran Aji, pukul setengah tujuh kurang, dia diberitahu tidak bisa naik ke pesawat.
Saat dikonfirmasi, Direktur Utama Lion Air Edward Sirait mengatakan akan menginvestigasi kasus ini. "Saya akan cek dan investigasi. Kalau terbukti (kecurangan), saya akan berhentikan semua petugas yang bertugas pagi ini," kata Edward.
Sebagian dari penumpang yang telantar tersebut adalah rombongan wartawan yang akan melakukan kegiatan peliputan di Yogyakarta.
Kekerasan yang terjadi terhadap penumpang bukan pertama kali ini saja terjadi. Pada Maret 2014, Andi Zulfikar, penumpang maskapai Lion Air, mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari petugas Lion Air.
Andi dipukuli oleh petugas Lion Air di pintu 5 Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, sekitar pukul 16.50 Wita. Keduanya sempat cekcok karena Andi tidak diperbolehkan masuk menuju pintu keberangkatan karena sudah terlambat. Namun, dia merasa namanya masih dipanggil-panggil sehingga masih sempat mengejar ketertinggalan.
ANT | DEWI
Berita Terpopuler
Ini Kata JK Soal Sri Mulyani Jadi Calon Menteri
Tak Sreg dengan Taufik, Ini Cawagub Pilihan Ahok
Soal Muktamar PPP Surabaya, Kubu SDA: Tidaaaak...
Perpu Pilkada Bisa Hambat Ahok Jadi Gubernur?
Perpisahan SBY, Aktivis Yogya Gelar Demo Besar