TEMPO.CO, Surabaya - Puncak peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke-69 menyebabkan ratusan kapal yang hendak menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, tertahan. (Baca: HUT TNI, 100 Kapal Terpaksa Antre di Pelabuhan)
Juru bicara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III cabang Tanjung Perak, Dhany Rachmad Agustian, mengatakan butuh waktu satu pekan untuk mengurai antrean kapal yang hendak menuju atau ke luar pelabuhan. "Minimal satu minggu agar tidak terjadi penumpukan akut," katanya kepada Tempo. (Baca juga: Jelang Lengser, SBY Beri Wejangan untuk TNI)
Saat ini, kata Dhany, ada seratus kapal penumpang dan kapal barang tertahan di dua zona labuh, baik di Tanjung Perak maupun buoy 5 atau perairan Karang Jamuang. Sebanyak 63 kapal yang akan keluar tertahan di dalam zona labuh Tanjung Perak, sementara 37 kapal berada di luar pelabuhan untuk meminta sandar. (Baca juga: HUT TNI Selesai, Bandara Juanda Kembali Normal)
Untuk menguraikan kemacetan, Pelindo III dan otoritas Pelabuhan Tanjung Perak akan mengutamakan kapal penumpang terlebih dulu. Menurut Dhany, ada delapan kapal penumpang yang dijadwalkan akan labuh dan berangkat di Tanjung Perak, yakni kapal motor (KM) Mahkota Nusantara, KM Kirana, KM Kirana I, KM Kirana IX, KM Leuser, KM Dobonsolo, KM Kumala, dan KM Satya Kencana. (Baca: HUT TNI Hambat Kiriman Barang ke Indonesia Timur)
Setelah kapal penumpang terurai, kata Dhany, penguraian akan dilakukan untuk kapal pengangkut bahan pokok, dan terakhir untuk kapal kargo. "Ada lima kapal pengangkut bahan pokok yang akan masuk pelabuhan, sementara sebelas lainnya akan keluar," katanya. Dalam sehari, armada kontainer, curah, dan minyak sawit (CPO) mengambil proporsi 30 persen dari jumlah keseluruhan kapal yang datang.
Seusai gelaran HUT TNI, Pelindo III bekerja sama dengan otoritas pelabuhan untuk mengatur keluar-masuknya kapal-kapal yang tertahan. Sekitar 31 petugas kapal pandu dan 14 kapal tunda memandu armada yang tertahan di zona labuh. (Baca: HUT TNI, Pengusaha Logistik Rugi Rp 50 Miliar)
ARTIKA RACHMI FARMITA
Berita Terpopuler
Dari Harvard, Karen Mau Bantu Jokowi
Pertamina: Impor Lewat Petral Cuma Strategi Bisnis
Bisnis Gurih Kilang Mini