TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan operasional PT Freeport Indonesia saat ini sudah kembali normal. Bahkan Freeport sudah melakukan pengapalan konsentrat tembaga dan emas gelombang kedua.
"Kemarin saya ke sana, ekspor yang kedua itu sekitar 50 ribu ton," kata Susilo selepas "Acara Penganugerahan Penghargaan Energi Keempat di Balai Kartini", Senin, 18 Agustus 2014. (Baca: Menkeu Bantah Beri Izin Tambang Baru pada Freeport)
Baca Juga:
Menurut Susilo, dengan kegiatan pengapalan yang sudah berjalan tersebut, kondisi Freeport sudah membaik. "Baik pekerja, manajemen, dan komunikasi dengan daerah berjalan kondusif," ujarnya. (Baca: Freeport Tuntut Kejelasan Amandemen Kontrak)
Dengan berangsur membaiknya operasional Freeport, pemerintah juga berharap proses amandemen kontrak karya berjalan mulus. "Kegiatan mereka sudah berjalan, dan saat ini revisi amandemen kontrak juga paralel," ujarnya.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto mengatakan telah mengekspor 50 ribu ton konsentrat tembaga dan emas ke Spanyol. Sebelumnya, pada 8 Agustus, Freeport sudah mengekspor produk serupa sebanyak 10 ribu ton ke Cina.
Freeport telah meneken MoU amandemen kontrak karya sebelum Lebaran pada 25 Juli lalu. Pada hari yang sama, Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara R. Sukhyar juga menerbitkan rekomendasi surat persetujuan ekspor.
Tahun ini kuota ekspor Freeport mencapai 756.300 ton konsentrat dengan nilai mencapai US$ 1,56 miliar. Selain itu, sebanyak 532 ribu ton ditujukan untuk kebutuhan domestik melalui PT Smelting Gresik. Selain izin ekspor, MoU juga telah menyepakati tarif royalti yang harus dibayarkan oleh Freeport sebesar US$ 109 juta.
AYU PRIMA SANDI | ANTARA
Berita Terpopuler
Jokowi: Subsidi RAPBN 2015 Terlalu Besar
Cara Kristiani Tangkal ISIS di Media Sosial
Mundur dari Pertamina, Karen Pindah ke Harvard
Amerika Diguncang Kerusuhan Berbau Rasis
Mengapa Pidato Kemerdekaan Jokowi Peduli Veteran?