TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta menutup peluang perusahaan taksi baru beroperasi di wilayahnya. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta Yosca Herman Soedrajad mengatakan sudah cukup enam perusahaan taksi di Solo.
"Enam itu saja kami bina dan kami jadikan sehat. Kalau semua sehat, sudah luar biasa," katanya di sela peluncuran armada taksi baru milik Kosti Solo, Jumat, 30 Mei 2014. Totalnya ada sekitar 750 armada taksi dari enam perusahaan taksi di Solo.
Dia mengakui tidak semuanya dalam kondisi baik. Ada perusahaan yang manajemennya amburadul. "Ada yang asal menambah armada tapi tidak membenahi manajemen. Akibatnya, terjadi persaingan tidak sehat di internal perusahaan ataupun dengan perusahaan taksi lain," ucapnya.
Yosca meminta penambahan armada baru diimbangi dengan peremajaan armada lama. Jadi, akhirnya, tidak ada perbedaan armada di sebuah perusahaan taksi. "Kalau satu perusahaan taksi armadanya ada yang baru dan lama, pasti saling sikut antarmereka sendiri," katanya.
Yosca menyatakan ada perusahaan taksi skala nasional yang ingin masuk ke Solo. Perusahaan itu mengeluh sulit masuk ke Solo, padahal di kota lain mudah. Dia menegaskan tidak membutuhkan tambahan perusahaan taksi baru.
"Sekarang tinggal membenahi yang sudah ada," tuturnya. Dia menilai pasar taksi di Solo sangat menarik karena sebagai kota jasa, perdagangan, dan wisata.
Ketua Kosti Solo Supriyono mengatakan saat ini perusahaannya memiliki 210 armada dengan 82 di antaranya jenis MPV (multi purpose vehicle). Kosti akan menambah 20 unit lagi pada Oktober nanti. Menurut dia, Kosti tidak sekadar menambah armada, tapi juga meremajakan. Misalnya, hari ini ada 22 armada baru yang menggantikan armada lama.
"Kami ganti dari Hyundai Excell II tahun 2007 menjadi Toyota New Avanza keluaran 2014," katanya.
Untuk meningkatkan layanan, pihaknya menyediakan call center. Setiap pemesan akan mendapat balasan berupa pesan pendek berisi informasi akan dijemput taksi dengan nomor armada sekian. "Jadi, kalau ada barang tertinggal atau ada kritikan, bisa cepat direspons," tuturnya. Lalu, pada 2015, Kosti memakai teknologi GPS (global positioning system) untuk memudahkan melacak posisi armada taksi.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
Wali Kota Risma Ajari Supir Taksi Bahasa Asing
Express Telah Habiskan 60 Persen Belanja Modal
Berita utama
Jaksa: Kumpulkan Harta, Anas Ingin Jadi Presiden
Tiga Taipan dengan Harta 23 Triliun Sokong Prabowo
Pengamat: Perang Badar Versi Amien Rais Berlebihan