TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memastikan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tidak akan mengakuisisi anak usaha Pertamina, PT Pertamina Gas. Pernyataan Dahlan ini merupakan jawaban atas keresahan Serikat Pekerja Pertagas yang khawatir dikonsolidasikan dengan PGN. "Saya melihat tidak ada urgensinya lagi menyatukan Pertagas dan PGN," kata Dahlan seusai ditemui dalam peluncuran Mandiri Institution pada 12 Mei 2014. (Baca: Juli, PGN Operasikan FSRU Lampung)
Dahlan menjelaskan kedua perusahaan sudah sepaham dalam sinergi bisnis gas. "Keduanya berjanji untuk tidak berantem terus atau tak lagi bersaing tidak sehat. Sekarang sudah mau mengalah dan bekerja sama," katanya. (Baca: Pertagas Investasi US$ 930 Juta untuk Proyek Pipa)
Ia mengatakan latar belakang ide menyatukan kedua perusahaan itu lantaran keduanya sering berkonflik. Ia mencontohkan pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang yang tidak jelas lantaran konflik di antara keduanya. "Sudah pernah saya dudukkan dua perusahaan biar baik, eh enggak bisa-bisa. Sekarang diancam dengan gabung, mereka jadi baik," katanya. (Baca: Pertagas Niaga Incar 35 Ribu Konsumen Rumah Tangga)
Namun Dahlan membantah bahwa wacana tersebut hanya untuk menggoreng saham PGN. "Saya enggak main saham. Kalau ada tuduhan seperti itu, buktikan saja," katanya.
Sebelumnya Serikat Pekerja Pertamina resah menyusul kabar adanya surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan yang memerintahkan penyerahan saham Pertamina di PT Pertagas kepada PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Ugan Gandar mengungkapkan surat yang ditandatangani Dahlan Iskan tertanggal 7 Mei 2014 itu mengatasnamakan sebagai pemegang saham. (Baca: 2013, Pertagas Bukukan Pendapatan Rp 7,5 Triliun)
Dalam surat tersebut, Dahlan menginstruksikan kepada direksi Pertamina agar segera menyerahkan semua sahamnya di PT Pertagas kepada PGN. Hanya, saat diminta menunjukkan surat yang membuat heboh karyawan Pertamina, Ugan menolaknya.
ANANDA PUTRI
Terpopuler:
Ajakan Koalisi PDIP, Demokrat: Ahlan Wa Sahlan
Taman Bungkul Rusak, Risma Akan Gugat Walls
Plin-plan Soal Cawapres, Jokowi Dikritik