TEMPO.CO, Subang - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 2014 mengucurkan kredit permodalan Rp 3,2 triliun. Kredit diberikan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Tahun politik sedikit berpengaruh, tapi kami optimistis penyaluran kredit kepada nasabah baru terus meningkat," kata Executive Vice Pesident PNM Arief Mulyadi dalam acara Festival Kampung ULaMM di Subang, Jawa Barat, kemarin.
Menurut dia, wilayah Jawa, termasuk Jawa Barat, merupakan daerah "gula" yang bisa digarap lebih serius lagi. Lebih spesifik, menurut dia, Subang sebagai salah satu pusat kegiatan UMKM di Jawa Barat memiliki potensi yang luar biasa. "Subang memiliki geografi yang lengkap, wilayah laut, dataran, dan pegunungan," ujar Arief. (Baca pula: Di Indonesia, Facebook Akan Garap UMKM)
Potensi UMKM-nya pun potensial, sehingga PNM berani melakukan ekspansi dengan menambah sejumlah klaster baru. Kredit usaha yang sudah digelontorkan di Kabupaten Subang menjangkau 1.200 pelaku usaha UMKM dengan pagu kredit Rp 5-200 jutaan. Total kredit yang sudah disalurkan mencapai Rp 50 miliar.
Sedangkan wilayah luar Jawa yang dinilai Arief memiliki prospek bagus dalam menyalurkan kredit PNM yakni Sulawesi dan Sumatera. "Kalau Kalimantan masih agak kurang," katanya. (Baca pula: Penyaluran Kredit Mikro di Solo Terus Tumbuh).
Perusahaan jasa keuangan pelat merah itu, sejak berdiri 1999, telah menyalurkan kredit modal usaha UMKM Rp 17 triliun dengan 1,4 juta pelaku usaha sebagai nasabah tetapnya.
Adapun Sekretaris Daerah Subang Abdurakhman mengatakan kegiatan UMKM di daerahnya setiap tahun terus tumbuh seiring dengan terus membaiknya situasi perekonomian lokal dan regional. Munculnya lembaga keuangan yang memberikan pinjaman dengan persyaratan gampang dan bunga ringan juga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Subang.
Di wilayah utara, tengah, dan selatan, kata Abdurakhman, potensi kegiatan ekonomi UMKM terus meningkat disertai terjadinya diversifikasi usaha di berbagai bidang. "Misalnya, nanas sebagai buah khas Subang kini telah diolah jadi pelbagai penganan, seperti kripik, kerupuk, dodol, wajik, bahkan kue modern, oleh para pelaku UMKM," tuturnya.
Icih, seorang pelaku usaha UMKM di Kecamatan Jalan Cagak, mengatakan pelaku usaha UMKM selain membutuhkan modal juga harus diberi ilmu tentang manajemen dan diversifikasi usaha. Dia bisa melakukan diversifikasi usaha kuliner atas bantuan dana dan kredit murah PNM. Icih mencontohkan keberhasilannya membuat usaha kuliner dari bahan dasar jantun, pisang, dan singkong. "Daun pisang kami jadikan gepuk dan daun singkong dijadikan dendeng," ujar Icih. (Baca pula: Hotel di Bali Harus Tingkatkan Konsumsi Buah dan Pangan Lokal).
NANANG SUTISNA
Berita Terpopuler:
Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 Teroris
Forensik: Rekaman Percakapan MH370 Diedit
Jokowi Hanya Sehari Sewa Boeing 737-900
Di Jombang, Jokowi Ngaji Kitab Kuning
Ini Pengakuan Senior yang Membuat Renggo Meninggal