TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memperkirakan inflasi pada Maret 2014 mencapai 0,1 persen. Perkiraan tersebut berdasarkan hasil survei dan pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia hingga pekan ketiga Maret 2014. "Itu perkiraan inflasi bulanan," kata dia di kantornya, Jumat, 28 Maret 2014.
Untuk laju inflasi tahunan, Perry memperkirakan sebesar 7,3 persen. Berdasarkan hasil survei tersebut, Perry menyatakan tren penurunan dan pengendalian inflasi terus berlanjut. Menurut dia, dampak kenaikan harga gas elpiji maupun tarif angkutan udara tidak terlalu besar. Begitu pula dengan harga-harga pangan yang masih terkendali. (Baca: Redam Inflasi, BI Rate Diprediksi Naik 0,25 Persen ).
Selain harga, Perry menyatakan depresiasi rupiah yang terjadi pada akhir 2013 tidak membawa dampak pada berbagai komponen inflasi. Bank Indonesia, kata dia, yakin inflasi hingga akhir 2014 akan tetap terkendali dalam batas 4,5 persen. (Baca : Elpiji Naik, Inflasi Bisa Bengkak Jadi 6 Persen ).
Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan Consumer Price Index (CPI) turun di bawah target plafon Bank Indonesia, yaitu 3,5-5,5 persen year-on-year dan diperkirakan stagnan hingga akhir 2015. Adapun defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diproyeksikan menyentuh angka 2,9 persen dari GDP untuk 2014.
Bank Dunia mengatakan neraca transaksi berjalan atau current account balance diharapkan meningkat, tapi masih defisit. Menurut Bank Dunia, hal tersebut merupakan dampak dari larangan ekspor mineral mentah yang menyebabkan keterlambatan pengembalian neraca perdagangan pada kondisi surplus. (Baca: Bank Dunia: Pertumbuhan Indonesia 5,3 Persen ).
MAYA NAWANG WULAN
Berita Terpopuler
Jokowi: Terima Kasih Pak Prabowo
Info Radar MH370 Mungkin Sengaja Disembunyikan
5 Kekalahan Pemerintah atas Lapindo Brantas
MH370 Buka Luka Lama Korban Pembajakan MH653