TEMPO.CO, Deli Serdang - Ada yang menarik saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan enam proyek bandara, Kamis, 27 Maret 2014. Dalam pidatonya, Yudhoyono tidak membahas soal transportasi, tetapi menyinggung pemerintahannya selama sepuluh tahun. Dia mengklaim telah berhasil mempertahankan kondisi ekonomi Indonesia dari dampak krisis yang mengancam beberapa kali.
Menurut Yudhoyono, seluruh pemimpin di Indonesia harus memahami kebutuhan masyarakat dalam 30 tahun mendatang. "Jika tahu yang dibutuhkan rakyat, rencana dan anggaran akan lebih tepat," ujarnya di terminal kargo Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Kamis, 27 Maret 2014. (baca:DBS: Pertumbuhan Andalkan Konsumsi)
Dia menyebutkan Indonesia mengalami krisis pada 2005, 2009, dan 2013. "Indonesia selalu terdampak, tapi selalu bisa meminimalisasi."
Kondisi ekonomi yang stabil ini, kata Yudhoyono, juga ditunjukkan lewat peringkat Indonesia yang masuk daftar 20 besar ekonomi dunia. Dilihat dari produk domestik bruto, kata dia, Indonesia berada di peringkat ke-16, sedangkan dari purchasing power parity, Indonesia menghuni posisi ke-15. "Ekonomi lebih tinggi dari tahun 2004," ujarnya.
Presiden tidak memungkiri bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia masih memiliki banyak kekurangan. Namun, kata dia, hingga awal 2014, sudah ada alokasi Rp 800 triliun dari Rp 4.000 triliun untuk pembangunan infrasruktur. "It's just a new beginning, a good beginning, ekonomi Indonesia akan terus melaju, unstoppable," katanya. Situasi ini, kata dia, harus dijaga dengan manajemen pemerintahan dan ekonomi yang tetap baik.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terkait
Sentimen Global Untungkan Dolar
Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat
Gubenur BI: Pemerintah Baru Bisa Naikkan Harga BBM