TEMPO.CO, Jakarta - Pencalonan Joko Widodo alias Jokowi sebagai presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memicu gairah beli pelaku pasar. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini naik tajam 152,47 poin (3,23 persen) ke level 4.878,64. Indeks bergerak melawan arah bursa regional Asia yang terkoreksi pada perdagangan akhir pekan. (baca: Pencapresan Jokowi Dorong Penguatan Rupiah)
Analis dari PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan kehadiran Jokowi di bursa calon RI 1 memberikan kepastian kepada pelaku pasar, yang memang sejak lama menanti jadi-tidaknya Jokowi maju sebagai calon presiden. "Lewat figur Jokowi, pelaku pasar berharap perubahan yang lebih baik," ujarnya, Jumat, 14 Maret 2014.
Efek Jokowi ini kemudian mendorong gairah beli pada saham-saham perbankan, terutama setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen.
Saham BRI meroket 10,5 persen ke Rp 10.300 per lembar saham, Bank Mandiri menguat tajam 9,1 persen ke Rp 10.150 per lembar saham, dan Astra Internasional menguat 7,2 persen ke Rp 7.800 per lembar saham. Asing mencatat pembelian bersih Rp 7,5 triliun, atau tertinggi sepanjang 2014.
Menurut Reza, sangat jarang terjadi sebuah faktor nonekonomi menjadi hal dominan yang menggerakkan laju indeks saham. Biasanya, investor mengacu pada laporan keuangan, data ekonomi domestik, dan nilai tukar rupiah sebelum mengambil keputusan investasi.
Dia mengatakan ekspektasi pelaku pasar terhadap Jokowi mirip dengan ekspektasi pasar Amerika Serikat ketika Barack Obama terpilih sebagai Presiden AS pada 2008. "Apa yang terjadi pada Jokowi merupakan kasus yang langka. Begitu besar harapan pasar terhadap figur Jokowi," ujar Reza.
PDAT | M. AZHAR
Berita Terkait
Megawati Tunjukkan Surat Mandat Jokowi Nyapres
Ekspresi Ahok Saat Detik-detik Deklarasi Jokowi
Kenapa Jokowi Nyatakan Jadi Capres di Marunda?