TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah Kabupaten Kediri mengumumkan nilai kerugian akibat letusan Gunung Kelud di sektor pertanian lebih dari Rp 140 miliar. Hampir seluruh komoditas unggulan petani seperti cabai dan padi mengalami puso.
Kepala Bidang Penerangan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Adi Suwignyo mengatakan kerusakan lahan pertanian dalam letusan kali ini sangat besar. "Petani mengalami kerugian luar biasa," kata Adi kepada Tempo, Senin, 24 Februari 2014.
Dari pantauan di lapangan, tak ada satu pun tanaman cabai yang selamat dari abu vulkanis. Seluruh tanaman mati dan mengering karena sifat panas yang dimiliki pasir gunung. Kalaupun ada beberapa tanaman yang utuh, isinya dipastikan membusuk. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Kediri memperkirakan nilai kerugian komoditas ini mencapai Rp 139 miliar dengan asumsi tak ada satu pun tanaman cabai yang selamat.
Selain cabai, komoditas lain juga ikut gagal panen. Di antaranya: jagung dan padi. Tanaman jagung paling banyak berada di wilayah Kecamatan Ngancar, sedangkan padi tersebar di seluruh kecamatan yang terkena dampak letusan Kelud. Kerugian serupa juga terjadi di sektor perikanan, yang diperkirakan mencapai Rp 2,4 miliar.
Untuk membantu kebutuhan pangan masyarakat, Bupati Kediri Haryanti Sutrisno hari ini telah menyepakati kerja sama pemberian bibit tanaman dengan tiga perusahaan benih. Rencananya, mereka akan menggelontorkan benih tersebut ke petani besok pagi. Benih tanaman yang dibagi ini berjenis komoditas tanaman pendek, seperti jagung, sawi, kangkung, bayam, dan timun, yang memiliki masa panen cepat. Tanaman tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari masyarakat yang masih mengalami krisis makanan.
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler
Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bisa Tembus 10 Ribu
Semen Indonesia Catat Laba Bersih Rp 5,37 Triliun
Pemerintah Ogah Rekomendasi Freeport dan Newmont
Lahan untuk Foxconn di Marunda Berstatus Sewa