TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen negatif dari data manufaktur Cina mendorong aksi jual pada saham-saham penggerak indeks.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini terjun bebas 58,69 poin (1,31 persen) ke level 4.437,34.
Indeks mengikuti bursa regional yang juga bergerak melemah setelah indeks HSBC manufaktur Cina bulan Desember turun dari 50,5 menjadi 49,6. Level di bawah 50 menunjukkan industri mengalami kontraksi.
Saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) yang sebelumnya menjadi penggerak IHSG mengalami tekanan jual. Bank BRI terkoreksi 3,4 persen ke Rp 8.400 per lembar saham, diikuti Astra Internasional yang turun 4 persen ke Rp 6.525 per lembar, serta Bank Mandiri turun 2,3 persen ke Rp 8.675 per lembar saham.
Selain faktor eksternal, berlanjutnya koreksi pada emiten manufaktur seperti Astra Internasional dan Semen Indonesia juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik industri besar mulai Mei 2014.
Saham yang berpindah tangan pada perdagangan hari ini mencapai 2,9 miliar lembar dengan nilai Rp 4,8 triliun dan 190,8 ribu kali transaksi. Investor asing mencatat penjualan bersih senilai Rp 303 miliar.
Bursa Asia cenderung melemah hingga pukul 16.40 WIB. Nikkei 225 melemah 1,94 persen ke 15.391,56, Hang Seng melemah 1,25 persen ke 22.450,06, Strait Times melemah 0,78 persen ke level 3.076,13, dan bursa Korea turun 0,36 persen ke level 1.940,56.
PDAT | M. AZHAR