TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan, terkendalinya inflasi bulan ini akan berdampak pada surplus neraca selama tiga bulan berturut-turut. "Surplusnya sekitar USD 600-700 juta. Walaupun begitu, hal itu belum mampu menutupi current account defisit kita," kata Hatta usai menghadiri pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 2 Januari 2014.
Menurut Hatta, inflasi Desember berada di angka sekitar 0,5 persen sehingga secara year on year sekitar 8,3 persen. Tahun ini, Hatta yakin inflasi juga akan relatif rendah. Kuncinya, kata dia, adalah pengendalian pangan dan harga-harga yang bisa diintervensi oleh pemerintah.
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan inflasi bulan Desember. Sebelumnya pada November 2013 Badan Pusat Statistik (BPS) melansir inflasi sebesar 0,12 persen. Menurut BPS, salah satu penyebab utama inflasi saat itu berasal dari kelompok listrik, air, gas, dan perumahan.
Selain pangan, menurut dia, harga elpiji dan listrik yang akan naik juga mempengaruhi inflasi. Namun pemerintah akan berusaha agar kenaikannya tak terlalu memberatkan dunia usaha. Menurut dia, dunia usaha saat ini sudah cukup terbebani. "Namun kenaikan tarif listrik tak terhindarkan, itu sudah menjadi keputusan APBN 2014," kata Hatta.
Hatta tak membantah bahwa kenaikan harga listrik dan elpiji akan mendorong kenaikan harga barang lain walaupun dampaknya kecil. Dia memprediksi pada 2014 panen akan cukup baik sehingga tak akan terlalu menekan inflasi.
Adanya surplus, Hatta melanjutkan, merupakan salah satu indikasi positif yang akan direspons oleh pasar. Situasi politik saat ini tak akan menurunkan minat investor. "Saya melihat investor sudah mulai cerdas, sudah berpengalaman dalam pemilu sebab hampir tiap minggu ada pilkada."
FAIZ NASHRILLAH
Berita Lain
Teroris Ciputat Kumpulkan Fa'i Ratusan Juta Rupiah
Teroris di Ciputat, Airin Minta Ada Polres Tangsel
Proyek Qur'an 2012 Juga Digelembungkan Rp 21,7 M
Caleg Desy Ratnasari Setor ke PAN Rp 411 juta
Dinasti Rhoma, Ayah Nyapres Anak Nyaleg